Bisnis.com, JAKARTA – Pengenaan biaya langganan untuk layanan keuangan seperti jasa saran investasi dan rekening giro dinilai akan menjadi sesuatu yang lebih diminati.
Hal tersebut merupakan hasil studi Ernst and Young yang dipublikasikan belum lama ini. Firma jasa tersebut menemukan bahwa model berlangganan untuk layanan finansial diminati kalangan konsumen usia 25–34 tahun di Amerika Serikat.
Berdasarkan studi Ernst and Young, mayoritas konsumen tersebut bersedia untuk berlangganan paket produk dan layanan. Produk yang dicontohkan di antaranya adalah paket tabungan, asuransi jiwa, dan saran keuangan.
Paket tersebut dinilai akan lebih menarik ketika dikaitkan dengan keperluan besar, seperti pernikahan atau tabungan untuk kuliah.
Banyak bank di Amerika Serikat yang sudah memberikan insentif untuk paket layanan mereka, seperti suku bunga yang lebih rendah. Namun, hanya sedikit bank yang mengenakan biaya bulanan atau tahunan.
Dilansir dari Reuters, pimpinan muda Ernst dan Young Nikhil Lele menjelaskan peralihan ke model berlangganan dapat berdampak signifikan pada industri asuransi, perbankan, dan manajemen investasi. Hal tersebut didoronh oleh populernya model berlangganan di sektor teknologi.
Dia menjelaskan, beberapa perusahaan sudah mulai menerapkan model berlangganan, di antaranya adalah broker dan bank Charles Schwab Corp. Meskipun begitu, banyak lembaga perbankan yang tetap skeptis bahwa model tersebut dapat berhasil karena regulasi yang ketat.
Lele menjelaskan, pemerintah Amerika Serikat kemungkinan akan mendukung perpindahan ke model berlangganan jika memberikan pemasukan yang cukup bagi industri. Model itu pun dinilai lebih transparan daripada menyediakan produk gratis di muka, kemudian mengenakan berbagai macam biaya setelahnya.
"Sebagian besar konsumen tidak cukup sadar untuk dapat mengelola seluk-beluk harga keuangan di setiap produk. [Model berlangganan] ini adalah model kepastian harga," ujar Lele dilansir dari Reuters.