Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Barat (Bank Kalbar) membidik pertumbuhan kredit yang lebih signifikan pada semester II/2019 dengan asumsi para pelaku usaha mulai menarik kredit modal kerja dan investasi.
"Kalau pengusaha biasanya menambah modal kerja saat Lebaran, misalnya nambah stok barang, jadi setelah Lebaran biasanya ada kenaikan [kredit]," kata Samsir Ismail Direktur Utama Bank Kalbar saat ditemui di Jakarta, belum lama ini.
Samsir menyatakan pada kuartal I/2019 permintaan kredit masih cenderung stagnan. Menurutnya kondisi tersebut lantaran kebanyakan kredit perseroan disalurkan ke segmen produktif, terutama perkebunan sawit dan karet.
"Jadi kredit pada kuartal I kemarin tidak tumbuh signifikan karena harga komoditas itu sedang stagnan. Insyallah ke depan kondisi perekonomian lebih baik, mudah-mudahan setelah itu kredit juga membaik," ujarnya.
Mengutip laporan keuangan Bank Kalbar, per akhir Maret 2019, penyaluran kredit dan pembiayaan perseroan mencapai Rp11,27 triliun, turun 0,61% dari posisi pada akhir Maret 2018 sebesar Rp11,34 triliun.
Adapun perolehan laba bersih per akhir kuartal I/2019 mencapai Rp85,61 miliar, menurun dibandingkan dengan total laba bersih pada periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp94,68 miliar.
Di sisi lain, Samsir mengatakan perseroan akan mendapatkan tambahan permodalan dari pemegang saham, baik pemerintah provinsi, kabupaten maupun kota. "Waktu RUPS 2018 pemerintah kabupaten dan kota menyatakan akan menambah modal, tahun ini di atas Rp100 miliar," ujarnya.
Selain itu, perseroan juga berencana melakukan aksi korporasi berupa penawaran saham perdana di bursa efek. Akan tetapi realisasi initial public offering tersebut belum dilakukan dalam waktu dekat.
"Ke depan insyallah ada [rencana aksi korporasi] mungkin IPO, tapi ini keputusannya tergantung pemegang saham, kami hanya minta pemegang saham untuk tambah setoran modal," katanya.
Dia mengatakan usulan untuk IPO tersebut belum dicantumkan dalam rencana bisnis bank (RBB) 2019. "Itu untuk jangka menengah panjang, proyeksinya di atas tahun 2020," lanjutnya.
Samsir bilang rencana IPO sudah pernah disampaikan kepada pemegang saham yakni pemerintah daerah Kalbar, akan tetapi pemegang saham masih berkomitmen untuk menambah permodalan.