Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. mulai menggeser fokus penyaluran kredit pemilikan rumah (KPR) per semester II/2019.
Menurut SVP Consumer Loan Bank Mandiri Ignatius Susatyo Wijoyo, saat ini perseroan fokus menyalurkan KPR ke rumah yang harganya di bawah Rp1 miliar. Untuk menggenjot penyaluran KPR di pasar ini, Bank Mandiri telah menandatangani perjanjian kerja sama dengan sejumlah pengembang.
“Sekarang kami masuk ke developer yang levelnya tier 2 atau kecil-kecil yang size-nya 2 hektar, 5 hektar, dan harganya antara Rp200 juta sampai di bawah Rp1 miliar,” ujar Susatyo kepada Bisnis, Kamis (3/10/2019).
Bank pelat merah ini juga mulai menyalurkan pembiayaan rumah ke pasar secondary atau hunian bekas. Namun, tak semua pasar rumah bekas digarap Bank Mandiri untuk penyaluran kredit.
Susatyo menjelaskan, perseroan fokus menyalurkan KPR rumah bekas yang ada di area perumahan atau eks perumahan. Hal ini dilakukan karena Bank Mandiri menilai surat-surat hunian di kawasan eks perumahan lebih terjamin dibanding rumah non-perumahan.
Tak hanya itu, emiten berkode BMRI ini juga memandang penentuan harga hunian bekas di perumahan cenderung lebih benar dan lingkungannya telah terbangun.
“Biasanya kan yang beli rumah bekas eks perumahan kan antara dia [debitur] mau naik kelas, atau dia tadinya tinggal dekat situ,” tuturnya.
Hingga September 2019 nilai KPR yang disalurkan Bank Mandiri mencapai Rp43,2 triliun atau tumbuh 4,1% secara tahunan (year-on-year/yoy). Perlambatan pertumbuhan KPR diakui terjadi di bank pelat merah ini.
Susatyo menyebut perlambatan dialami Bank Mandiri karena adanya pergeseran pasar penyaluran KPR, meski jumlah nasabah yang dilayani tetap tumbuh positif.