Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BTPN Cetak Laba Rp1,9 Triliun Hingga Kuartal III

PT Bank BTPN Tbk. pada kuartal III/2019 membukukan kenaikan laba bersih setelah pajak sebesar 20% menjadi Rp1,9 triliun dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Petugas menjelaskan produk Jenius, aplikasi teknologi finansial (tekfin) milik Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN), kepada pengunjung di salah satu pusat perbelanjaan di Bandung, Jawa Barat, Senin (22/7/2019)./Bisnis-Rachman
Petugas menjelaskan produk Jenius, aplikasi teknologi finansial (tekfin) milik Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN), kepada pengunjung di salah satu pusat perbelanjaan di Bandung, Jawa Barat, Senin (22/7/2019)./Bisnis-Rachman

Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank BTPN Tbk. pada kuartal III/2019 membukukan kenaikan laba bersih setelah pajak sebesar 20% menjadi Rp1,9 triliun dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Direktur Utama Bank BTPN Ongki Wanadjati Dana mengkalim kinerja yang positif disebabkan karena perseroan memiliki bisnis yang lengkap dan melayani segmen nasabah yang lebih luas pasca penggabungan usaha dengan PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia (SMBCI). Hasil itu pun ditunjukkan oleh pertumbuhan kredit yang berkualitas.

Ongki mengatakan sampai dengan kuartal III/2019, perseroan menyalurkan kredit naik 107 persen yoy menjadi Rp140,6 triliun dari posisi yang sama tahun sebelumnya senilai Rp67,8 triliun.

Menurut Ongki ,penyaluran kredit sampai dengan September 2019 sebagian besar ditopang dari pembiayaan korporasi, kredit usaha kecil dan menengah (UKM), pembiayaan konsumer, serta pembiayaan prasejahtera produktif melalui anak usaha, BTPN Syariah.

“Fokus kami melayani segmen nasabah yang lebih luas dari existing business, dan telah membuahkan pertumbuhan kredit yang baik. Pencapaian ini patut kami syukuri mengingat perusahaan masih dalam tahap konsolidasi pascamerger,” katanya melalui siaran pers, Rabu (23/10/2019).

Ongki menambahkan untuk segmen korporasi, perseroan menyalurkan pembiayaan melalui sejumlah sindikasi untuk proyek infrastruktur ataupun pinjaman secara bilateral ke perusahaan swasta nasional, badan usaha milik negara (BUMN), industri otomotif, hingga perusahaan yang bergerak di bidang ekspor dan impor.

Pembiayaan ke segmen korporasi dan industri pendukungnya masih memiliki ruang pertumbuhan cukup menjanjikan.

Ongki memastikan perseroan berkomitmen tinggi untuk mengembangkan segmen ini, sejalan dengan agenda pemegang saham pengendali SMBC dalam mendukung program pemerintah mewujudkan pemerataan kesejahteraan serta pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Dari sisi kualitas, BTPN juga masih konsisten menjaga penyaluran kredit tetap sehat dan mengedepankan prinsip kehati-hatian. Hal itu tercermin pada rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) sebesar 0,8% gross.

Adapun dari segi pendanaan, dana pihak ketiga (DPK) perseroan juga tercatat naik 88% yoy menjadi Rp145,7 triliun sampai dengan kuartal III/2019.

Jumlah pendanaan tersebut terdiri dari dana pihak ketiga senilai Rp98,3 triliun, pinjaman dari pihak lain senilai Rp41,2 triliun, serta pinjaman subordinasi senilai Rp6,2 triliun.

Dengan realisasi penyaluran kredit dan pendanaan tersebut, rasio pinjaman terhadap pendanaan (loan to funding ratio/LFR) Bank BTPN mencapai 96,5%.

//PENERBITAN OBLIGASI//

Ongki menambahkan sebagai salah satu langkah diversifikasi sumber pendanaan, Bank BTPN berencana melakukan penawaran umum berkelanjutan obligasi IV tahap I tahun 2019 dengan target dana Rp1 triliun. Dana yang dihimpun dari penawaran obligasi ini akan digunakan seluruhnya untuk ekspansi kredit.

Sementara itu, selain ekspansi ke segmen korporasi dan industri pendukungnya, perseroan juga konsisten mengembangkan Jenius sebagai platform untuk melayani segmen nasabah yang lebih luas sekaligus memenuhi kebutuhan para pelaku ekonomi digital.

Pada tahun ini Jenius pun telah menghadirkan berbagai fitur unik untuk mengelola life finance penggunanya di antaranya Jenius Keyboard yang memungkinkan akses Jenius lebih mudah dan cepat melalui keyboard smartphone.

Selain itu, saldo mata uang asing dengan pilihan mata uang dolar Amerika Serikat (USD), Singapura (SGD), yen Jepang (JPY), dan poundsterling Inggris (GBP), serta Flexi Cash, yaitu pinjaman dana siaga yang bisa ditarik kapan saja sesuai kebutuhan pengguna.

Hingga akhir September 2019, jumlah pengguna terdaftar Jenius telah mencapai lebih dari 2 juta nasabah, tumbuh 148% dari periode yang sama tahun lalu.

“Sebagai pionir di bank digital, Jenius akan terus berinovasi dalam menghadirkan fitur-fitur baru yang unik dan relevan dengan kebutuhan nasabah. Konsistensi ini akan kami jaga karena kami percaya platform ini bakal memainkan peran penting dalam pengembangan bisnis ritel Bank BTPN di masa depan,” kata Ongki.

Alhasil, sampai akhir September 2019, aset perseroan tumbuh 86% yoy menjadi Rp182,2 triliun dengan rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) sebesar 24,4%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper