Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Laba Bank Permata Melesat Tembus Rp1,1 Triliun

PT Bank Permata Tbk. mengumumkan pertumbuhan laba bersih 121% secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp1,1 triliun.
Nasabah bertransaksi di banking hall Bank Permata, di Jakarta, Kamis (27/6/2019)./Bisnis-Felix Jody Kinarwan
Nasabah bertransaksi di banking hall Bank Permata, di Jakarta, Kamis (27/6/2019)./Bisnis-Felix Jody Kinarwan

Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Permata Tbk. mengumumkan pertumbuhan laba bersih 121% secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp1,1 triliun.

Pertumbuhan laba operasional sebelum penyisihan penurunan nilai aset tercatat naik sebesar 15% yoy menjadi Rp2,1 triliun.

Hal tersebut merupakan kontribusi dari kenaikan pendapatan bunga bersih sebesar 3,0% yoy dan pendapatan operasional selain bunga sebesar 22% yoy.

Direktur Utama Bank Permata Ridha DM Wirakusumah mengatakan laba yang diperoleh perusahaan pada kuartal ketiga, memperkuat komitmen untuk mempertahankan kinerja laba yang solid dan terus menjaga kualitas aset yang sehat.

"Kami juga menerapkan disiplin pengelolaan biaya operasional sehingga dapat dijaga pada level yang konstan ditengah berbagai investasi yang dilakukan bank dan tekanan inflasi," katanya dalam keterangan pers yang dikutip Bisnis, Rabu (30/10/2019).

Keseluruhan biaya operasional terkontrol dengan baik, sejalan dengan rasio BOPO di September 2019 menjadi 87% dari 96% pada September 2018. Hal ini merupakan hasil dari penurunan biaya pencadangan kerugian kredit dan efisiensi biaya operasional ditengah tekanan inflasi.

Peningkatan rentabilitas bank juga seiring dengan membaiknya kualitas aset. Kualitas aset bank yang lebih sehat membawa penurunan biaya cadangan kredit sebesar 50% menjadi Rp741 miliar di akhir September 2019.

Seperti diketahui sebelumnya laba emiten berkode BNLI ini tergerus oleh kredit bermasalah. Per kuartal III/2019 bank melaporkan rasio nonperforming loan (NPL) kotor dan NPL net per menjadi 3,3% dan 1,2% dari sebelumnya 4,8% dan 1,7% pada September 2018.

Selain itu rasio NPL coverage tetap terjaga baik di level 164%, walaupun relatif turun dari 189% pada periode yang sama tahun lalu dan 176% pada Desember 2018.

Sementara itu, dari segi fungsi intermediasi, Bank Permata mencatatkan kredit sebesar Rp107,6 triliun pada September 2019. Realisasi itu tumbuh moderat atau 1,0% yoy, yang dikontribusikan dari retail banking dan wholesale banking.

Pada penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) Bank Permata juga mencatat pertumbuhan 2,0% yoy. Giro dan tabungan masing-masing naik 11,0% yoy dan 6,0% yoy, sedangkan deposito turun 4,0% yoy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper