Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank Mayapada Mati-Matian Pertahankan Rasio Margin 4%

PT Bank Mayapada Internasional Tbk. menargetkan rasio margin bunga bersih (net interest margin/NIM) dapat kembali ke kisaran 4% pada akhir 2019.
Bank Mayapada/Ilustrasi-Bisnis.com-David Eka Issetiabudi
Bank Mayapada/Ilustrasi-Bisnis.com-David Eka Issetiabudi

Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Mayapada Internasional Tbk. menargetkan rasio margin bunga bersih (net interest margin/NIM) dapat kembali ke kisaran 4% pada akhir 2019.

Hingga kuartal III/2019 rasio NIM Bank Mayapada tercatat sebesar 3,46%. Rasio ini meningkat 15 basis poin (bps) dibandingkan dengan raihan pada semester I/2019.

Meskipun meningkat secara kuartal, tetapi rasio NIM Bank Mayapada menurun secara tahunan (year-on-year/yoy) sebesar 66 basis poin (bps). Menurut Direktur Utama Bank Mayapada Haryono Tjahrijadi, penurunan ini diprediksi tak akan terjadi lebih dalam hingga akhir 2019.

“Karena bunga kredit sudah turun dan bunga dana bertahap sedang turun sehingga [penurunan NIM] bersifat temporer. Kami harapkan per kuartal terakhir ini bisa kembali ke level kurang lebih 4%,” ujar Haryono kepada Bisnis, Senin (4/11/2019).

Penurunan rasio NIM Bank Mayapada per kuartal III/2019 sejalan dengan berkurangnya laba bersih perseroan secara tahunan.

Berdasarkan laporan keuangan perseroan, per akhir September 2019 laba bersih Bank Mayapada turun 5,87% secara yoy menjadi Rp712,55 miliar. Penurunan ini seiring dengan berkurangnya pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) sebesar 5,21% yoy menjadi Rp2,18 triliun.

Haryono menyebut, Bank Mayapada juga berupaya meningkatkan pendapatan operasional nonbunga untuk mendukung profitabilitas. Saat ini pertumbuhan pendapatan komisi (fee based income/FBI) Bank Mayapada tercatat sebesar 20% yoy.

“Perkembangan kontribusi FBI terhadap pendapatan alternatif bank cukup baik dengan growth kurang lebih 20%. Namun kami baru mulai dari nilai yang relatif kecil,” ujarnya.

Berdasarkan laporan keuangan, pendapatan berbasis komisi MAYA tercatat tumbuh 69,37% secara yoy. Namun, nilai pendapatan berbasis komisi perseroan terhitung masih kecil yakni di angka Rp8,74 miliar per akhir September.
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper