Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemangkasan Target Kredit Dinilai Realistis

Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) mengapresiasi langkah rasionalisasi target pertumbuhan kredit dari Otoritas Jasa Keuangan.
Warga melintasi galeri anjungan tunai mandiri (ATM) di Kebayoran Lama, Jakarta, Senin (5/8/2019)./ANTARA-Aditya Pradana Putra.
Warga melintasi galeri anjungan tunai mandiri (ATM) di Kebayoran Lama, Jakarta, Senin (5/8/2019)./ANTARA-Aditya Pradana Putra.

Bisnis.com, JAKARTA - Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) mengapresiasi langkah rasionalisasi target pertumbuhan kredit dari Otoritas Jasa Keuangan.

Kepala Riset LPPI Lando Simatupang mengatakan rasionalisasi target justru akan membuat Key Performance Indicator (KPI) otoritas lebih baik. Lagi pula, kondisi perekonomian sulit saat ini telah membuat banyak lembaga otoritas dan regulator bank internasional serta dalam negeri merevisi targetnya.

"Saya rasa hal tersebut memang perlu dilakukan. Kondisi ekonomi saat ini juga tidak memungkinkan bagi bank untuk meningkatkan kreditnya, kecuali mau meningkatkan risiko kreditnya," katanya, Senin ( 18/11/2019).

Dia menyebutkan, kondisi usaha mikro kecil menengah masih memungkinkan untuk menjadi pendorong penyerapan kredit modal kerja.

"Untuk korporasi mungkin dalam kondisi tertekan. Impor bahan baku juga kita lihat turun. Tetapi UMKM ini masih ada potensi, walau harus tetap selektif," ucapnya.

Di pihak lain, Presiden Direktur Bank Panin Herwidayatmo pun mengapresiasi revisi target tersebut. Dia menyebutkan perseroan pun sejak awal telah memprediksi pertumbuhan kredit cukup menantang pada tahun ini.

"Yang penting kami tetap pada prinsip prudential banking yang terus diterapkan," katanya.

Sebagai informasi, outstanding kredit emiten berkode PNBN pada kuartal ketiga tahun ini 153,4 triliun, naik 3,9% (year-on-year/yoy).

Direktur PT Bank Mayapada Internasional Tbk. Andreas Wiryanto menyampaikan perseroan saat ini lagi fokus pada peningkatan kredit usaha mikro kecil menengah.

"Segmen ini masih cukup potensial dan aman untuk kami kembangkan. Meski tetap ada tantangan, kami akan tetap berupaya," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : M. Richard

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper