Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mandiri Utama Finance Target Pembiayaan Rp8,8 Triliun, Hindari Mobil China

Fokus pembiayaan menyasar merek yang sudah ramai di pasar serta sejumlah merek mobil dari Eropa.
Karyawan PT Mandiri Utama Finance mempersiapkan RUPS tahun buku 2019. Anak usaha Bank Mandiri ini menargetkan bukukan pembiayaan Rp8,8 triliun tahun ini / Bisnis - Arif Gunawan
Karyawan PT Mandiri Utama Finance mempersiapkan RUPS tahun buku 2019. Anak usaha Bank Mandiri ini menargetkan bukukan pembiayaan Rp8,8 triliun tahun ini / Bisnis - Arif Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA-- PT Mandiri Utama Finance (MUF) menargetkan penyaluran pembiayaan pada tahun ini senilai Rp8,8 triliun. Jumlah ini naik sekitar 9 persen bila dibandingkan realisasi penyaluran kredit pada 2019.

Direktur Utama MUF Stanley Setia Atmadja menjelaskan tahun lalu perseroan menyalurkan pembiayaan senilai Rp8,1 triliun. Pembiayaan ini berasal dari enam segmen bisnis pembiayaan yang dijalankan perusahaan. Enam segmen itu yakni mobil baru, mobil bekas, motor baru, motor bekas, multiguna, dan syariah.

"Tahun ini target kami Rp8,8 triliun dengan fokus utama pembiayaan untuk major brand," ujarnya usai RUPS Tahunan MUF, Senin (17/2/2020).

Stanley menyebutkan, selain merek yang sudah diterima pasar, pihaknya juga dapat membiayai pembelian kendaraan yang dikeluarkan pabrikan Eropa. Sementara itu mobil yang mulai meramaikan jalanan dari China tidak dibiayai perusahaan.

“Untuk sementara kami belum membiayai produk mobil China dan Korea,” katanya.

Saat ini sekitar 60 persen bisnis MUF datang dari wilayah Jawa. Untuk mengejar target tahun ini maka konsentrasi perusahaan juga akan masih di daerah ini. Sedangkan 40 persen lainnya bersumber dari wilayah lain di Indonesia.

Sementara itu komposisi pembiayaan ditopang oleh kendaraan roda empat. Sebesar 75 persen bisnis perusahaan dari segmen ini. Sementara sisanya sebanyak 25 persen adalah pembiayaan roda dua.

"Kami yakin bisnis [pembiayaan] ini dan industri otomotif masih besar kedepannya, karena size dari industri mobil nasional juga belum sebesar Thailand, sehingga masih ada pertumbuhan," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Arif Gunawan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper