Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dampak Virus Corona: Bank Belum Revisi Kredit, Siapkan Restrukturisasi

Otoritas Jasa Keuangan, Bank Indonesia, serta pemerintah melalui Kementerian Keuangan, dinilai telah memberikan insentif yang cukup dalam masing-masing bidangnya.
Ilustrasi bank/ Istimewa
Ilustrasi bank/ Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Pelaku industri perbankan optimistis kinerja fungsi intermediasi tetap terjaga pada tahun ini di tengah perlambatan global dan penyebaran virus corona.

Keyakinan tersebut seiring dengan relaksasi dan koordinasi antar otoritas. Walaupun, kondisi perekonomian nasional akibat perlambatan global dan virus corona diprediksi akan tetap memberikan dampak negatif pada peningkatan restrukturisasi serta pendapatan bunga.

Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Sunarso menyebutkan Otoritas Jasa Keuangan, Bank Indonesia, serta pemerintah melalui Kementerian Keuangan, telah memberikan insentif yang cukup baik dalam masing-masing bidangnya.

"Pertemuan pagi ini diartikan bagian penting penegasan orkestra kebijakan, eksekusi implementasi demi menjaga pertumbuhan. Orkestra ini, kami harap bisa menjaga pertumbuhan ekonomi sekaligus fungsi intermedasi ke depan," katanya, Kamis (5/3/2020).

Sunarso menegaskan perlambatan ekonomi akibat penyakit-penyakit epidemik cukup sering dihadapi Indonesia. Pelaku industri perbankan pun telah siap dengan segala bentuk upaya mitigasi yang mampu menangkal sekaligus menjaga pertumbuhan kreditnya dalam waktu bersamaan.

Meski demikian, dia tak menampik akan ada banyak upaya penjagaan kualitas kredit berupa restrukturisasi yang akan dilakukan, bahkan untuk kredit yang masih berada di kolektabilias 1.

"Namun, untuk revisi target pertumbuhan kredit, kami rasa masih terlalu dini. Kami justru berharap, permasalahan ini dapat selesai pada kuartal pertama dan permintaan kredit dapat lebih baik," katanya.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Royke Tumilaar menegaskan penurunan kualitas kredit pada kuartal pertama belum terjadi.

"So far belum ada peningaktan NPL, tetapi kami juga telah mempersiapkan beberapa rencana untuk restrukturisasi, memperpanjang tenor, dan mengubah skema. Kami juga tidak menunggu fasilitas debitur jadi macet," ujarnya.

Akan tetapi, Royke menekankan permintaan kredit untuk beberapa segmen, khususnya di usaha mikro kecil menengah, masih cukup kuat seiring dengan makin baiknya adopsi teknologi digital perbankan.

Sementara itu, Presiden Direktur PT Bank CIMB Niaga Tbk. Tigor Siahaan menyebutkan debitur korporasi saat ini tengah melakukan manuver dalam mencari pasar impor dan pasar ekspor baru.

"Nasabah kami melihat itu, memanfaatkan momentum untuk diversifikasi agar tidak hanya China yang menjadi pasar. Ini cukup sejalan dengan visi pemerintah mempermudah investasi di Indonesia. Jadi, peluang pengusaha Indonesia justru besar dalam kondisi ini," katanya.

Presiden Direktur PT Bank Pan Indonesia Tbk. Herwidayatmo menjelaskan perseroan akan tetap melihat perkembangan virus corona secara lebih dekat.

"Namun, semua pelaku usaha lagi membutuhkan bantuan. Dan untuk itu kami pun akan melakukan berbagai cara untuk memberi dukungan, termasuk untuk restrukturisasi, [dan mengorbankan pendapatan bunga]," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : M. Richard
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper