Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Emas Kinclong, Masyarakat Indonesia Masih Lebih Suka Deposito

Sebanyak 46,9 persen responden memilih tabungan atau deposito, kemudian 20,3 persen responden memilih penempatan properti dan 19,7 persen di emas
Karyawan menunjukan emas batangan di Butik emas Loga Mulia, Jakarta, Kamis (13/2/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan menunjukan emas batangan di Butik emas Loga Mulia, Jakarta, Kamis (13/2/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti


Bisnis.com, JAKARTA - Tabungan dan deposito tetap menjadi preferensi utama masyarakat Indonesia, ketimbang emas batangan dan perhiasan.

Hal tersebut dibuktikan dalam survei konsumen Bank Indonesia (BI) bulan Februari 2020.

Menurut survei BI, preferensi utama dari rumah tangga untuk menyimpan kelebihan pendapatannya dalam 12 bulan ke depan masih didominasi oleh instrumen deposito atau tabungan.

"Sebanyak 46,9 persen responden memilih tabungan atau deposito, kemudian 20,3 persen responden memilih penempatan properti dan 19,7 persen di emas," tulis BI dalam laporan Survei Konsumen Februari, Senin (9/3/2020).

Pola investasi masyarakat Indonesia ini berbanding terbalik dengan pergerakan harga emas dimana masyarakat global tengah mengincar aset safe haven di tengah wabah virus corona.

Harga emas antam menembus rekor terbaru Rp800.000 per gram pertama kali pada 22 Februari 2020 ketika masyarakat global panik akibat menyebarnya virus corona ke berbagai negara di luar China dan Asia.

Pada perdagangan Sabtu (7/3/2020), harga emas batangan Antam naik Rp5.000 per gram dari perdagangan sebelumnya menjadi Rp842.000 per gram, level tertinggi emas sepanjang sejarah. Secara tahun berjalan 2020, emas batangan Antam untuk pecahan 1 gram itu telah bergerak menguat hingga 9,5 persen.

Per hari ini, Senin (9/3/2020), emas cetakan Antam dan UBS dihargai Rp854.000. Harga tersebut naik - harga emas Antam di Pegadaian naik Rp30.000, sedangkan harga emas UBS juga naik Rp19.000 - dibandingkan pekan lalu.

Terkait dengan properti dan rumah, sebanyak 64,8 persen responden menyatakan tidak akan membeli rumah atau tidak tahu. Sementara itu, sebanyak 28,8 persen responden mungkin akan membeli atau membangun rumah.

Sisanya sebanyak 6,3 persen menegaskan akan membangun rumah atau membeli rumah. BI melihat persentase ini menurun dari bulan sebelumnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper