Bisnis.com, JAKARTA -- Meski belum dapat memastikan, CIMB Niaga Syariah sedang bersiap menghadapi potensi penurunan pendapatan akibat tekanan restrukturisasi pembiayaan.
Direktur Syariah Banking PT Bank CIMB Niaga Tbk. Pandji P. Djajanegara mengatakan data kinerja kuartal pertama 2020 belum dirilis. Namun, dia menilai tekanan pendapatan dari restrukturisasi pembiayaan memiliki potensi yang cukup tinggi.
"Nah, restrukturisasi ini pasti akan berpengaruh pada pendapatan. Namun, kapan akan kena dampak terbesarnya, ini yang kita semua juga belum bisa pastikan karena Covid-19 kan masih belum ketahuan kapan selesai dan nasabah yang mau di restrukturisasi masih terus berdatangan," katanya, Minggu (19/4/2020).
Baca Juga
Dia menyebutkan pendapatan pada Januari dan Februari 2020 masih tumbuh cukup baik. Namun, dia belum dapat dipastikan kinerja tersebut akan bertahan karena belum banyak terdapat tekanan restrukturisasi.
"Sampai hari ini kita kami ada beberapa opsi misalnya penundaan pokok dan sebagainya, jumlahnya tiap hari berubah. Lumayan banyak permintaan, tetapi belum dapat kami disclose. Banyak nasabah masih sifatnya bertanya-tanya dan belum resmi mengajukan permintaan restruturisasinya," jelas Pandji.
Berdasarkan laporan publikasinya, emiten berkode BNGA ini memperoleh laba bersih sebelum pajak senilai Rp1,15 triliun atau naik 63,7 persen secara tahunan sepanjang 2019.