Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Masuki New Normal, Bank Tetap Selektif Salurkan Kredit

Skenario new normal memang akan membantu perekonomian kembali bergerak, tetapi penyaluran kredit perbankan dinilai masih akan sangat terbatas.
Ilustrasi Bank/Istimewa
Ilustrasi Bank/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Ekonom menilai skenario kenormalan baru (new normal) yang ditandai dengan mulai bergeraknya sektor riil belum belum akan berdampak banyak pada kinerja fungsi intermediasi industri perbankan.

Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Piter Abdullah berpendapat skenario new normal memang akan membantu perekonomian kembali bergerak, tetapi penyaluran kredit perbankan dinilai masih akan sangat terbatas.

"Bank saya kira masih akan sangat selektif dan membatasi penyaluran kredit," katanya kepada Bisnis, Rabu (27/5/2020).

Piter mengatakan fokus perbankan adalah menyelamatkan kredit debitur yang sedang berjalan yang berpotensi jadi kredit bermasalah.

Meski demikian, bergeraknya kembali perekonomian menurutnya akan membantu mengurangi tekanan potensi kredit bermasalah tersebut.

Senada, Chief Economist Bank BNI Ryan Kiryanto mengatakan perbankan memasuki situasi new normal akan tetap menjaga kualitas aset sebagai respons dalam menghadapi pandemi Covid-19.

Sebagaimana diketahui, dampak dari pandemi Covid-19 berpotensi meningkatkan kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) seiring dengan terhambatnya operasional dunia usaha pasca reguasi pembatasan mobilitas orang dan barang.

"Kalangan perbankan cenderung akan memberikan perhatian ekstra kepada upaya perbaikan kualitas aset dengan mengacu kepada relaksasi kebihakan OJK dan BI agar penurunan kinerja keuangan tidak terlalu dalam," katanya.

Ryan pun memproyeksikan pertumbuhan kredit perbankan tahun ini hanya mampu menyentuh angka 3 persen sampai 5 persen, sementara dana pihak ketiga diperkirakan tumbuh 4 persen-6 persen, dengan mempertimbangkan stagnasi kegiatan perekonomian.

Jika pandemi Covid-19 berkepanjangan hingga akhir 2020, menurutnya, pertumbuhan kredit perbankan bisa tercatat negatif atau lebih rendah dari pertumbuhan PDB.

Sejalan dengan menjaga kualitas aset, Ryan melanjutkan, bank akan berupaya menjaga pendapatan non-bunga. "Pendapatan non-bunga yang bersifat recurring maupun non-recurring tetap diupayakan seoptimal mungkin."

Dia menambahkan, bank juga akan berupaya meningkatkan efisiensi opersional semaksimal mungkin, terutama dengan penerapan teknologi informasi (TI) melalui pengembangan perbankan digital sesuai dengan perubahan ekosistem perbankan di tengah pandemi Covid-19.

Sebelumnya, dalam paparan kinerja PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk., Direktur Bisnis Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) BNI Tambok P. Setyawati, mengatakan fokus perseroan saat ini adalah melakukan perbaikan kualitas aset.

Kinerja penyaluran kredit diprediksi akan mengalami tekanan. Bahkan perseroan memperkirakan kredit hingga akhir 2020 hanya tumbuh pada kisaran 2 persen-4 persen.

"Kami akan menyalurkan penjaman secara selektif di semua segmen, terutama yang terdampak pandemi Covid-19," katanya.

Kondisi new normal disikapi oleh BNI sebagai momentum untuk memacu digitalisasi, baik dalam aktivitas operasional maupun layanan perbankan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper