Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tembus Rp14.000, Bos BI: Rupiah Masih Berpotensi Menguat

Rupiah berpotensi menguat karena masih undervalue yang disebabkan beberapa faktor a.l. inflasi domestik dan defisit transaksi berjalan yang rendah, perbedaan suku bunga dalam dan luar negeri, premi risiko yang turun.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memberikan keterangan melalui streaming di Jakarta, Kamis (9/4/2020). Dok. Bank Indonesia
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memberikan keterangan melalui streaming di Jakarta, Kamis (9/4/2020). Dok. Bank Indonesia

Bisnis.com, JAKARTA - Kendati rupiah menguat hingga ke level Rp14.000 per dolar AS pada hari ini, Jumat (5/6/2020), Bank Indonesia menilai nilai tukar mata uang garuda tersebut masih 'undervalue'.

Dari data Bank Indonesia (BI), nilai tukar rupiah diperdagangkan bid Rp13.885 dan offer Rp13.660 per dolar AS.

"Ini menunjukkan penguatan dengan pandangan kami bahwa nilai tukar hari ini masih undervalue sehingga ke depan masih berpotensi menguat," tegas Gubernur BI Perry Warjiyo dalam taklimat media di YouTube, Jumat (5/6/2020).

Menurut Perry, rupiah masih undervalue karena beberapa faktor a.l. inflasi domestik yang rendah, defisit transaksi berjalan yang rendah, perbedaan suku bunga dalam dan luar negeri, premi risiko yang turun.

Untuk perbedaan suku bunga, interest rate differential SBN dan US treasury 10 tahun telah mencapai 6,2 persen. Seperti diketahui, yield atau imbal hasil SBN mencapai 7,06 persen, sementara US treasury hanya sebesar 0,8 persen.

"6,2 persen ini tinggi salah satu yang sering imbal hasil aset keuangan RI khususnya SBN masih tinggi."

Adapun, BI melihat rupiah masih akan menguat ke depannya. Hal ini tampak dari indikator premi risiko credit default swap (CDS) yang sekarang kurang lebih 126.

"Memang sudah turun dulu tertinggi 245, tapi kalau 126 dibandingkan dengan tingkat sebelum Covid-19 yang mencapai 66-68, premi risiko pasca Covid-19 insyaAllah bisa lebih rendah 126," papar Perry. Dengan demikian, rupiah akan menguat ke depannya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper