Bisnis.com, JAKARTA -- Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia menilai saat ini perkembangan ekonomi syariah terus menunjukkan tren positif, dimana platform perbankan syariah dan fintek syariah kini tidak lagi berkompetisi, tapi mengarah pada kolaborasi atau kerjasama.
Anggota DSN MUI Bagus Teguh menjelaskan sebelumnya perbankan syariah terus mendorong perkembangan ekonomi syariah, tapi kini hadir platform fintek syariah seiring perkembangan teknologi.
"Jadi sekarang tergantung bank syariah apa mau move on, kalau dia punya modal dan kapasitas bisa berkompetisi yang baik, tapi juga bisa kolaborasi, dan bukan hanya kompetisi saja agar hidup semuanya [perbankan dan fintek syariah]," ujarnya, Selasa (9/6/2020).
Menurut data DSN MUI, saat ini market share perbankan syariah hanya di angka 5 persen sampai 6 persen sejak dikembangkan pada 1992 sampai posisi akhir 2019 lalu.
Untuk itu, pihaknya meminta kepada masyarakat sebagai nasabah dan peminjam dana agar tidak segan-segan melakukan perbandingan antar perbankan dengan fintek syariah dalam hal pelayanan serta biaya yang dikenakan.
Langkah ini menurutnya penting dilakukan, agar masing-masing pelaku yaitu perbankan syariah dengan fintek syariah akan berlomba untuk memberikan pelayanan sebaik mungkin dengan kualitas tetap terjaga dan biaya lebih kompetitif.
Sementara itu VP Sales Regional Java Investree, Shareang Kusuma Wardhana menjelaskan pihaknya tidak berhadapan langsung dengan segmen bisnis perbankan, tetapi melengkapi kebutuhan dari pasar pembiayaan di masyarakat.
"Kami lebih banyak menggarap segmen usaha kecil menengah yang tidak bisa digarap perbankan karena misalnya tidak memiliki jaminan kredit atau colateral, dan kami juga sudah bekerja sama dengan perbankan dalam hal penyaluran pendanaan dengan skema chanelling," ujarnya.
Dengan langkah tersebut, pihaknya meyakini angka inklusi keuangan di Tanah Air khususnya ekonomi syariah bakal terus meningkat kedepannya.