Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Central Asia (Persero) Tbk. kembali menurunkan suku bunga deposito menjadi 3,80 persen.
Suku bunga sebesar 3,80 persen per tahun tersebut untuk simpanan deposito rupiah semua tenor dan nominal. Suku bunga ini berlaku mulai 24 Juni 2020. Sebelumnya pada awal Juni 2020, suku bunga deposito BCA turun ke level 3,95 persen.
Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan penurunan suku bunga tersebut menyusul penurunan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia pada Rapat Dewan Gubernur 17-18 Juni lalu.
"Sudah [turun] mengikuti Bank Indonesia," katanya kepada Bisnis, Kamis (25/6/2020).
Adapun per Mei 2020 berdasarkan laporan presentasi perseroan, suku bunga deposito BCA tercatat berada pada level 4 persen.
Sementara pada Desember Desember 2019 lalu, suku bunga deposito BCA masih bertengger pada level 4,5 persen.
Baca Juga
Jahja juga menyampaikan penurunan bunga deposito tersebut sebagau upaya perseroan menekan biaya bunga (Cost of Fund/CoF) yang harus dibayarkan bank kepada deposan.
CoF BCA memang menunjukkan penurunan dalam setahun terakhir. Per Maret 2020, CoF BCA berada pada level 1,7 persen, sementara CoF pada periode yang sama tahun lalu tercatat sebesar 2,04 persen.
Meski tren suku bunga deposito terus mengalami penurunan, Jahja mengatakan simpanan berjangka di BCA akan diproyeksi akan tetap bertumbuh.
Jahja pun menilai, suku bunga 3,85 persen tersebut masih tinggi, jika dibandingkan dengan suku bunga deposito yang ditawarkan di luar negeri, yang rata-rata hanya menawarkan bunga 0,5 persen.
Di samping itu, menurutnya deposito akan tetap menjadi pilihan yang menarik sebagai instumen investasi. Selain bersifat jangka pendek, deposito lebih likuid sehingga lebih mudah dicairkan.
Sebagai gambaran, bank swasta dengan aset terbesar di Tanah Air ini tetap mencatatkan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) di tengah pandemi Covid-19, yaitu tumbuh di kisaran 6 persen hingga 7 persen.
Adapun per kuartal I/2020, DPK BCA tercatat tumbuh 16,8 persen secara tahunan (yoy) menjadi Rp741,02 triliun. Komponen dana murah masih mendominasi himpunan DPK perseroan.
Dana murah perseroan, yang terdiri dari giro dan tabungan, tercatat tumbuh 17,3 persen yoy menjadi Rp568,526 triliun. Sementara deposito tumbuh 15,1 persen yoy menjadi Rp171,71 triliun.