Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Risiko Lebih Rendah, Bank Bisa Manfaatkan Penyaluran Kredit Jangka Pendek

Risiko kredit jangka pendek lebih rendah dibandingkan dengan jangka panjang karena waktu pinjamnya yang lebih singkat.
Karyawan melayani nasabah di kantor cabang Bank BNI, di Jakarta, Senin (25/2)./Bisnis-Nurul Hidayat
Karyawan melayani nasabah di kantor cabang Bank BNI, di Jakarta, Senin (25/2)./Bisnis-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA - Perbankahttps://www.bisnis.com/topic/503/perbankann dinilai bisa memanfaatkan penyaluran kredit jangka pendek di tengah pandemi karena memiliki risiko yang lebih rendah.

Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah menegaskan risiko kredit sebenarnya sama saja untuk semua tenor, yakni jangka pendek maupun jangka panjang. Risiko kredit yang akan dihadapi bank pada kedua tenor tersebut adalah gagal bayar debitur.

Hanya saja, risiko kredit jangka pendek lebih rendah dibandingkan dengan jangka panjang karena waktu pinjamnya yang lebih singkat.

Menurutnya, penyaluran kredit di tengah kondisi saat ini pun penuh risiko, tetapi bank tetap harus melakukannya. Pasalnya, jika bank tidak menyalurkan kredit akan terbebani dengan beban bunga dana nasabah. Penyaluran kredit jangka pendek pun bisa menjadi pilihan bagi bank di tengah pandemi Covid-19.

"Jadi, yang dilakukan tetap menyalurkan kredit, tetapi dicari yang risikonya rendah, antara lain kredit jangka pendek," katanya kepada Bisnis, Minggu (28/6/2020).

Piter menilai kredit jangka pendek juga akan lebih kecil risiko jika disalurkan pada kategori bisnis musiman. Seperti saat pandemi Covid-19 terjadi, banyak bisnis bermunculan yang bisa disalurkan kredit jangka pendek oleh bank.

"Bank bisa menyesuaikan bentuk bisnis sekaligus memimimalkan risiko, meskpun bukan berarti 100 persen bebas risiko," katanya.

Seperti misalnya PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. yang meningkatkan penyaluran kredit di tengah pandemi Covid-19 lewat pinjaman online.

Direktur Konsumer BRI Handayani mengatakan pandemi Covid-19 membuat masyarakat berkreasi sehingga memunculkan sejumlah entrepreneur baru. BRI pun ikut mengambil peran dalam tren ini dengan memudahkan calon pengusaha mendapatkan kredit.

Hanya saja, dia tidak menyebutkan secara pasti besaran peningkatan pinjaman melalui digital lending tersebut.

Layanan digital lending CERIA sebenarnya telah dirilis pada akhir Januari 2020 lalu. Pengunduh aplikasi ini yang awalnya bergerak perlahan tiba-tiba mengalami peningkatan signifikan sejak Maret 2020.

Tercatat, dalam 3 bulan setelah Maret 2020, aplikasi sudah diunduh sebanyak 260.000 kali.

BRI menawarkan suku bunga sebesar 1 persen per bulan untuk layanan digital lending CERIA. Apabila tenor pinjaman berada di bawah 30 hari akan mendapatkan bunga hingga 0 persen.

"Jadi cepat sekali, kami senang dalam aktu singkat bisa berikan short term funding untuk pembiayaan UMKM dan bisa menjadi bagian untuk menolong bisnis mereka untuk bertumbuh," katanya dalam Live Talks BRImo, Minggu (28/6/2020).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper