Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dua Minggu Rilis, 17.526 Rekening BRI Dibuka via Layanan Digital

Layanan buka rekening digital BRI dapat diakses melalui website bukarekening.bri.co.id.
Nasabah berada didekat logo bank BRI di Jakarta. Bisnis/Himawan L Nugraha
Nasabah berada didekat logo bank BRI di Jakarta. Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Layanan pembukaan rekening secara digital melalui platform BRI Buka Rekening yang diluncurkan pada 7 Juli 2020, mendapat sambutan positif dari masyarakat.

Hal ini tercermin dari pembukaan rekening melalui inovasi digital saving BRI mencapai 17.526 rekening hingga 21 Juli 2020. Layanan tersebut dapat diakses melalui website bukarekening.bri.co.id.

Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan selain digital saving, perseroan memiliki BRImo yaitu mobile banking untuk mempermudah kebutuhan perbankan. Pertumbuhan penggunaan aplikasi ini meningkat pesat yaitu 123,75 persen secara yoy per Juni 2020.

BRI juga tengah mengembangkan Web Pasar yang memudahkan transaksi di pasar tanpa tatap muka. Dari 14.182 pasar meliputi 2,5 juta pedagang, perseroan telah mengembangkan Web Pasar di 4.247 pasar.

Bank dengan aset terbesar di Indonesia tersebut menargetkan inovasi tersebut dapat dikembangkan untuk 5.000 pasar pada tahun ini. Sunarso mengatakan pengembangan Web Pasar akan menjadi sumber pertumbuhan karena perseroan dapat menyalurkan kredit kepada pedagang.

Produk pinjaman digital perseroan yang diluncurkan pada Desember 2019, mampu mendigitalisasi proses kredit dengan proses approval kurang dari 10 menit.

Produk digital lending Ceria mampu mencatat end nett receivable (ENR) senilai Rp14,9 miliar dan Paylater mencatat Rp95 miliar hingga Juni 2020.

"Bank mau tidak mau menyediakan platform yang sasarannya agar kami masuk ke ekositem itu [digital]," katanya dalam diskusi online, pekan lalu.

Sebelumnya, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Heru Kristiyana mengatakan realisasi peningkatan transaksi digital perbankan menandakan layanan tersebut merupakan keharusan bagi bank. Apabila perbankan tidak terjun dalam transaksi digital, dapat berisiko ditinggalkan nasabah.

"Tentunya kita juga melihat bahwa transaksi offline atau yang harus datang fisik ke bank mengalami penurunan. Tren penutupan kantor cabang dan ATM menunjukkan gejala bank-bank sudah tidak mengandalakn kantor cabang dan ATM," katanya.

Menurutnya, ada sejumlah fitur yang diharapkan nasabah dalam perbankan digital yakni dapat mengajukan kredit online, dapat mengakses mutasi rekening lebih lama, dan pembukaan rekening secara online.

Hanya saja, saat ini masih terdapat ketentuan pada sektor perbankan yang mewajibkan tanda tangan basah atau persetujuan tertulis.

"Ini keinginan nasabah dalam masa pendemi harus dapat tempatnya dan dilayani perbankan kita," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper