LUCK atau PT Sentral Mitra Informatika Tbk. (LUCK) adalah perusahaan distributor printer dan mesin fotokopi. Perusahaan yang melantai pada akhir 2018 itu merupakan saham rekomendasi utama Amarta Investa Indonesia.
Amarta Investa merupakan perusahaan yang terafiliasi dengan PT Jouska Financial Indonesia (Jouska). Satgas Waspada Investasi telah menetapkan penghentian operasional kedua perusahaan.
Akan tetapi yang menarik, Direktur Amarta Investa Indonesia Tias Nugraha membeberkan dia mengalami cuan sebesar 420 persen dari saham LUCK. Hal itu dia terbitkan di laman pribadinya pada 20 Mei 2020.
Di akhir paragraf tulisan berjudul Perjalanan Investasi Tias Nugaraha disebutkan beberapa portofolio yang membuatnya menjadi miliarder. Berikut ini kutipannya:
Penulis memutuskan untuk menjadi full time investor setelah 4 tahun bekerja. Total kenaikkan portofolio penulis salama tahun 2019 adalah mencapai 38 persen secara YTD. Berikut daftar emiten yang mempengaruhi kinerja portofolio penulis
Pencetak return tertinggi –> kenaikkan terhadap portofolio;
1. ITMG 20% –> 3%
2. LUCK 420% –> 35%
Akan tetapi tulisan ini telah dihapus laman tiasnugraha.com sejak 16 Juni 2020 sebelum kasus Jouska mencuat ke permukaan. Adapun salah satu sumber Bisnis telah melakukan snapshot di link berikut
Sebagai informasi, Tias juga memiliki saham di Amarta Investa Indonesia sebanyak 45 saham atau setara Rp45 juta.
Saat ini Bisnis masih meminta konfirmasi terkait keabsahan hal tersebut melalui whatsapp, telepon dan SMS. Meski demikian yang bersangkutan belum merespon sama sekali.
GURITA JOUSKA
CEO Jouska Aakar Abyasa Fidzuno memiliki empat perusahaan yang diisi oleh orang yang sama di hampir setiap posisi.
Adapun, keempat perusahaan itu adalah PT Jouska Finansial Indonesia (Jouska), PT Amarta Investa Indonesia (AII), PT Amarta Janus Indonesia (AJI), dan PT Mahesa Strategis Indonesia (MSI).
Jouska pada dasarnya dikendalikan oleh empat orang. Aakar Abyasa yang menjadi pendiri sekaligus CEO memiliki 94 persen saham Jouska setara dengan Rp2,82 miliar. Perusahaan perencana keuangan itu yang membuat nama Aakar mengorbit ke permukaan.
Selain Aakar, terdapat pemegang saham lain yaitu Marlina yang menjadi Komisaris. Dia memiliki 30 saham atau setara dengan 1 persen.
Lalu, Komisaris Utama Farah Dini yang memiliki 90 unit saham. Jumlah itu setara dengan 3 persen saham. Terakhir adalah Direktur Jouska Indah Hapsari yang memiliki 60 unit saham atau 2 persen.
Baca Juga
Sementara itu, Aakar juga mengendalikan Amarta Janus Indonesia dengan kepemilikan saham sebanyak 80 persen. Perusahaan ini berdiri pada 2 November 2015.
Dalam perusahaan itu, Indah Hapsari ditunjuk sebagai Direktur. Dia memiliki porsi saham 6 persen setara dengan 120 lembar.
Adapun, Farah Dini Novita dan Marlina menduduki posisi yang sama sebagai Komisaris Utama dan Komisaris. Masing-masing memiliki 4 persen saham atau setara dengan 80 lembar.
Akan tetapi, Aakar menambah personil dengan menggandeng Nyoman Brahmasta, Adriansyah Ekaputra dan Dwita Ariani. Ketiga pemegang saham tersebut tidak memiliki kedudukan khusus di AJI.
Selain itu, ketiganya berbagi kepemilikan saham yang sama sebesar 2 persen atau 40 lembar.
Namun dalam perjalanan selama setahun, Nyoman Brahmasta dan Adriansyah Ekaputra keluar dari jajaran pemegang saham. Posisi keduanya digantikan oleh Indrasto Budisantoso yang memiliki 340 lembar saham atau setara dengan 17 persen.
Indah Hapsari, Farah Dini Novita dan Marlina mengurangi kepemilikan dan mengalihkan kepada Indrasto.
Sementara itu, pada Amarta Investa Indonesia dan Mahesa Strategis Indonesia, Aakar masih menjadi pengendali utama dengan porsi kepemilikan 72 persen dan 70 persen. Pria kelahiran 1984 itu menunjuk Tias Nugraha Putra menjadi Direktur Utama MSI dan Direktur AII.
Porsi kepemilikan saham Tias di kedua perusahaan tersebut sebanyak 15 persen dan 19 persen. Selain Tias, terdapat nama yang tidak memiliki kedudukan di ketiga perusahaan lain.
Diah Amini yang menjabat Direktur di MSI memiliki 10 persen saham. Kemudian, Matias Mahendra yang bertugas sebagai Direktur memiliki 1 persen saham.