Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tekan Biaya Dana, HSBC Indonesia Tambah Porsi Dana Murah

Berdasarkan laporan keuangan per 30 Juni 2020 yang dipublikasikan di Harian Bisnis Indonesia pada Selasa (18/8/2020), penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) HSBC mencapai Rp64,38 triliun atau tumbuh 1,86% secara year on year (yoy).
 Gedung HSBC di London, Inggris, Rabu (8/8/2018)./Reuters-Hannah McKay
Gedung HSBC di London, Inggris, Rabu (8/8/2018)./Reuters-Hannah McKay

Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank HSBC Indonesia terus mendorong porsi dana murah yaitu giro dan tabungan, untuk menekan biaya dana di tengah tren penyaluran kredit yang turun. Hal ini tercermin dari porsi dana murah yang meningkat dari 68,30% pada semester I/2019 menjadi 69,66% pada semester I/2020.

Berdasarkan laporan keuangan per 30 Juni 2020 yang dipublikasikan di Harian Bisnis Indonesia pada Selasa (18/8/2020), penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) HSBC mencapai Rp64,38 triliun atau tumbuh 1,86% secara year on year (yoy). Kenaikan itu berasal dari jenis giro yang tumbuh 3,49% menjadi Rp30,85 triliun dan tabungan yang tumbuh 4,79% menjadi Rp13,99 triliun.

Sementara itu, simpanan berjangka turun 2,51% yoy menjadi Rp19,53 triliun. Walhasil, beban bunga mampu ditekan 26,54% yoy, dari Rp1,14 triliun pada semester I/2019 menjadi Rp838,87 miliar pada semester I/2020.

Dari fungsi intermediasi, perseroan mencatatkan kredit Rp62,67 triliun pada semester I/2020 atau turun 11,86% yoy dibandingkan dengan semester I/2019 senilai Rp71,10 triliun. Hal ini membuat pendapatan bunga perseroan turun 10,90% menjadi Rp2,93 triliun.

Dengan begitu, pendapatan bunga bersih yang dibukukan senilai Rp2,09 triliun atau turun 2,56% secara yoy. Selanjutnya, beban operasional selain bunga bersih membengkak 263,61%, dari Rp304,37 miliar menjadi Rp1,1 triliun.

Dari situ, laba operasional turun 46,65% secara yoy menjadi Rp980,18 miliar. Perseroan mencatatkan laba bersih tahun berjalan senilai Rp778,89 miliar pada semester I/2020, dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2019 senilai Rp1,43 triliun.

Dari sisi rasio keuangan, cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) aset keuangan terhadap aset produktif meningkat dari 2,16% menjadi 2,73%. Lebih lanjut, rasio NPL gross terjaga di level 2,86%, dari periode sebelumnya di level 2,63%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Azizah Nur Alfi
Editor : Ropesta Sitorus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper