Bisnis.com, JAKARTA -- PT Bank BTPN Tbk. menyatakan akan mengoptimalkan layanan perbankan digital untuk memperluas produk finance ke segmen usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) pasca membukukan penurunan laba pada semester I/2020.
Bank BTPN membukukan laba sebelum pajak senilai Rp1,62 triliun atau turun 15 persen pada semester I/2020 dibandingkan dengan periode sama tahun lalu (year on year/YoY). Perolehan laba bersih setelah pajak yang dapat diatribusikan kepada pemegang saham senilai Rp1,12 triliun atau turun 10 persen YoY pada semester I/2020.
Direktur Utama Bank BTPN Ongki Wanadjati Dana mengatakan perseroan memiliki layanan digital yakni Jenius, yang saat ini memiliki 2,7 juta registered users. BTPN pun akan memanfaatkan layanan digital tersebut untuk menyasar pembiataan ke segmen usaha kecil dan small medium enterprise (SME).
Nantinya, usaha mikro dan SME tidak hanya akan mendapatkan pinjaman, tetapi juga layanan digital tersebut akan membangun ekosistem usaha sehingga dapat sekaligus melakukan pemberdayaan.
"Kami melakukannya tidak melalui cabang dan network, tapi lakukan dengan digital, sekarang 35 persen pengusaha adalah melek digital. Jadi, kami akan kembangkan segmen UMKM melalui digital," katanya dalam public expose, Rabu (26/8/2020).
Direktur Keuangan BTPN Hanna Tantani mengatakan, selain laba yang tertekan, rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) mengalami peningkatan menjadi 1,12 persen (gross) dari posisi 0,8 persen pada semester I/2019. Rasio NPL nett juga meningkat dari posisi 0,4 persen pada semester I/2019 menjadi 0,5 persen pada semester I/2020.
Meskipun demikian, rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) masih berada di tingkat yang sehat yakni di angka 23,09 persen.
Sementara itu, aset BTPN selama semester I/2020 mencapai Rp185,2 triliun atau turun 1 persen dibandingkan dengan periode sama tahun lalu (year on year/YoY). Kredit masih bisa tumbuh 5 persen YoY pada semester I/2020 menjadi Rp150,48 triliun.
Peningkatan dana pihak ketiga (DPK) yang terjadi selama semester I/2020 sebesar 4 persen menjadi Rp101,4 triliun diikuti dengan penekanan biaya dana. Pasalnya, biaya deposito mampu ditekan dari 7,5 persen pada Juni 2019 menjadi 5,9 persen pada Juni 2020.
Bank BTPN memiliki fasilitas pinjaman jangka panjang dari SMBC senilai US$2,8 miliar dengan pemakian per Juni 2020 baru mencapai US$2,1 miliar.
"Sehingga ruang kami masih banyak," sebutnya.