Bisnis.com, JAKARTA - Ekonom Indef Dradjad Wibowo mengatakan wacana pembentukan Perppu reformasi sistem keuangan hingga pembatasan fungsi Bank Indonesia ibarat Indonesia kembali ke zaman jahiliah.
Dradjad menyampaikan, Bank Indonesia merupakan lembaga yang independen dan hampir seluruh negara demokratis di dunia menjunjung tinggi independensi bank sentral.
Bahkan, dia menyebut kepala negara maju seperti Inggris dan Amerika Serikat pun tidak berhak mengintervensi kebijakan lembaga moneter tersebut.
"Jangan memakai pistol politik memaksa mereka membuat kebijakan, apalagi ada istilah Dewan Moneter, makanya ini kita kembali ke jaman jahiliah," katanya dalam Forum Diskusi Finansial Bisnis Indonesia, Selasa (1/9/2020).
Dradjad mengingatkan akan kasus Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) untuk menyelamatkan sistem perbankan nasional saat krisis 1997-1998. Menurutnya, independensi Bank Indonesia yang diamputasi bisa mengakibatkan hal yang sama.
"Jangan kaget kalau banyak masalah kredit macet. Kita pernah kecolongan kasus Century, jadi independensi penting sekali bagi Bank Indonesia," katanya.
Baca Juga
Dia menuturkan, independensi bank sentral sangat penting bagi investor untuk bisa percaya bahwa kebijakan di sektor keuangan dan moneter diambil secara objektif dan telah melalui analisis yang valid dan ilmiah.
"Kita sudah pernah lihat [kasus] seperti BLBI, kalau keracunan politik tubuhnya akan sakit, tolong politik jangan masuk ke keuangan," jelasnya.
Lebih lanjut, katanya, peran BI dalam pembelian surat berharga negara [SBN] dalam rangka pemulihan ekonomi nasional sudah mendapat banyak kritikan dan dianggap tidak lagi independen oleh pelaku pasar.
"Ekonom di pemerintah tolong jangan berilusi seolah-olah kalau independensi dicabut, maka ekonomi akan lebih baik. Kalau logika ini benar, kenapa negara maju tidak mencabut independensi itu?"