Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. menargetkan penyaluran kredit senilai Rp100 miliar hingga Rp200 miliar ke 500.000 mitra Telkomsel sampai dengan akhir tahun ini.
Bank Mandiri melakukan sinergi dengan Telkomsel dan LinkAja dalam menyalurkan fasilitas kredit mikro produktif bagi mitra Telkomsel terpilih melalui aplikasi digital Digipos.
Kerja sama dengan Telkomsel dan Finarya ini sejalan dengan strategi digital perseroan terutama dalam peningkatan pembiayaan segmen mikro di masa pandemi. Tercatat hingga Juni 2020, Bank Mandiri telah menyalurkan kredit mikro sebesar Rp116,3 triliun. Nilai tersebut masih tumbuh 5,37% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Dalam kerja sama ini, pembiayaan Bank Mandiri akan disalurkan secara non tunai melalui LinkAja kepada mitra Telkomsel yang telah mengajukan permohonan pada Aplikasi Digipos.
Kepastian pinjaman kemudian dapat diperoleh dalam waktu kurang dari 24 jam dan keseluruhan proses dilakukan secara digital tanpa tatap muka. Pinjaman ini nantinya akan dapat diakses oleh lebih dari 500.000 mitra eksisting Telkomsel sebagai tambahan modal usaha untuk membeli stok pulsa dan paket data Telkomsel.
Wadirut Bank Mandiri Hery Gunardi mengatakan target penyaluran kredit senilai Rp100 miliar hingga Rp250 miliar tersebut menyesuaikan dengan jumlah mitra telkomsel yang berpotensi disalurkan kredit. Setidaknya, dari 500.000 mitra Telkomsel, ada sebanyak 150.000 mitra yang aktif dan terstruktur.
Baca Juga
Biasanya, penyaluran kredit produktif Bank Mandiri memiliki limit pinjaman sampai dengan Rp200 juta. Khusus untuk penyaluran kredit ke mitra Telkomsel yang baru melakukan uji coba, plafon penyaluran pinjaman kemungkinan berkisar antara Rp2 juta sampai dengan Rp5 juta.
Hery mengatakan, plafon kredit bisa saja meningkat tetapi masih akan dilakukan penilaian terlebih dahulu atas pinjaman yang telah disetujui.
"Sambil jalan akan berkembang prosesnya lebih ke scoring yang lebih dinamis dan tingkat keyakinan lebih tinggi sehingga limit bisa adjust lebih dalam," katanya, Selasa (8/9/2020).
Dia menilai, kualitas pinjaman yang diberikan kepada mitra Telkomsel diyakini tetap akan terjaga. Pasalnya, dalam menyalurkan kredit, Bank Mandiri telah berbekal data transaksi mitra telkomsel. Terlebih lagi, mitra Telkomsel tersebut memang menjadikan aktivitas berjualan pulsa sebagai pemasukan utama sehingga transaksi dan pinjaman dipastikan akan berjalan dengan baik.
"Kalau ada tunggakan, kita bilang ke Telkomsel tidak usah kasih supply pulsa, kita mesti mengerti ini UMKM hidup dari situ, masak dia mau rusak transaksinya mau ngemplang, kita yakin market patuh dan ikut schedule," sebutnya.
Direktur Hubungan Kelembagan Bank Mandiri Donsuwan Simatupang mengatakan kredit yang diberikan dengan berbasis data transaksi lebih aman. Keamanan pemberian kredit tidak diperhitungkan dari jumlah agunan yang besar. Adanya digipos akan memperlihatkan transaksi mitra telkomsel dalam berusaha sehingga menjadi acuan yang baik bagi Bank Mandiri dalam menyalurkan kredit.
"Mitra 500.000 kita tahu omset pernjualan per hari per bulan dan atas dasar itu kita berikan pinjaman, ini transactional base loan, risiko kecil karena kita bisa akses data transaksi," sebutnya.
Lebih lanjut, Donsuwan mengatakan penyaluran kredit ke mitra telkomsel ini akan mendorong pertumbuhan fee based income (FBI) bank. Pasalnya, transkasi penjualan pulsa memiliki siklus yang cepat yakni dapat berlangsung dalam satu minggu.
Soal bunga, Bank Mandiri memiliki dua produk mikro yakni Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan bunga 6% dan Kredit Usaha Mikro (KUM) dengan bunga 14%.
"Sebenarnya dalam program Digipos ini lebih kepada fee based bukan baki debit karena cycle kebutuhan debit mingguan, beli pulsa satu minggu, minggu berikutnya akan turunkan baki debet," katanya.