Bisnis.com, JAKARTA -- PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. mencatatkan penurunan frekuensi realisasi remitansi pada semester I/2020.
Penurunan tertajam terjadi pada transaksi inward atau incoming remittance yang dilakukan tenaga kerja Indonesia dari luar negeri.
Corporate Secretary Group Bank Mandiri Rully Setiawan memerinci frekuensi transaksi inward dari wilayah yang terdampak Covid-19 seperti Hongkong, Korea, dan Amerika Serikat menurun hingga 38 persen YoY. Sementara, transaksi outward atau outgoing remittance menurun hingga sekitar 4 persen YoY pada semester I/2020.
Penurunan, lanjutnya, khususnya terjadi pada Maret hingga Mei 2020. Pasalnya, pada periode tersebut cabang Bank Mandiri harus beroperasi terbatas selama masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
"Meskipun demikian, volume transaksi outward dan inward remittance justru meningkat dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu dengan masing-masing tumbuh 20 persen YoY dan 19 persen YoY," katanya kepada Bisnis, Jumat (11/9/2020).
Rully mengakui penurunan frekuensi transaksi menyebabkan pertumbuhan fee based income (FBI) dari bisnis retail remittance menurun pada kisaran 10 persen.
Saat ini Bank Mandiri sedang menyiapkan sebuah inovasi untuk menjawab perubahan perilaku transaksi nasabah khususnya pada transaksi remitansi. Perseroan sedang menyiapkan solusi untuk nasabah ritel, yakni remitansi melalui channel digital Bank Mandiri sehingga nasabah bisa melakukan transaksi remitansi kapanpun dan di manapun, tanpa perlu datang ke cabang.
"Namun demikian kami tetap optimis tren ini kembali meningkat hingga akhir tahun 2020," katanya.
Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah mengatakan selama aktivitas ekonomi menurun, transkasi dan fee based income otomatis juga akan rendah. Meskipun saat ini bank mendorong transaksi digital agar mendorong pendapatan komisi, hal itu tidak cukup menutup penurunan dari transaksi lainnya karena secara total penerimaan bank memang menurun.
"Harapannya dari transaksi digital yang memang meningkat di tengah pandemi, tapi itu sebenarnya tidak cukup menutup penurunan di transaksi lainnya," katanya.