Bisnis.com, JAKARTA - JAKARTA - PT Bank Neo Commerce Tbk., sebelumnya bernama PT Bank Yudha Bhakti Tbk., resmi mengumumkan masuk dalam bank umum kegiatan usaha (BUKU) II dengan modal lebih dari Rp1 triliun.
Direktur Kepatuhan Bank Neo Commerce Hardono Budi Prasetya mengatakan perseroan telah mendapat persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan. "Bank Neo Commerce resmi menjadi BUKU II dengan surat persetujuan OJK," ungkapnya dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, Jumat (25/9/2020).
Adapun, modal inti perseroan meningkat dari Rp936,43 miliar per 30 Juni 2020 menjadi Rp1,09 triliun, seiring dengan telah efektifnya aksi korporasi berupa penawaran umum terbatas (PUT) III melalui hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue.
Dari sisi laba, emiten bersandi saham BBYB sukses mengantongi pertumbuhan laba 100,21%, dari Rp9,65 miliar pada semester I/2019 menjadi Rp19,32 miliar pada semester I/2020. Bahkan, perolehan laba itu telah melampaui laba sepanjang 2019 yaitu Rp16 miliar, setelah mengalami rugi pada 2018 sebesar Rp136,99 miliar.
Dalam public expose pekan lalu, Direktur Utama BBYB Tjandra Gunawan mengatakan perseroan masih menunggu konfirmasi dari OJK. Namun sesuai dengan ketentuan, BYB sudah naik kelas ke BUKU II.
Dia mengatakan perseroan akan semakin agresif setelah naik kelas ke BUKU II. Penggantian nama ini juga memperkuat perseroan untuk bertransformasi menjadi digital bank.
Baca Juga
Transformasi bisnis dan digital yang sudah dimulai sejak tahun lalu, masuk dalam dalam rencana strategis perseroan lima tahun ke depan. Di antaranya dengan mengembangkan aplikasi mobile banking dan internet banking yang akan diluncurkan pada semester II ini.
"Sebagai perbankan yang akan naik kelas ke BUKU II, maka perseroan akan lebih dulu mengembangkan produk yang diwajibkan di bank BUKU II," katanya.