Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Imbas Corona: Margin Bunga Bank Susut, Beban Operasional Merangkak Naik

Kenaikan BOPO perbankan cenderung diakibatkan oleh kontraksi pendapatan dibandingkan dengan pertumbuhan biaya operasional.
Ilustrasi Bank/Istimewa
Ilustrasi Bank/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA -- Industri perbankan Tanah Air saat ini dihadapkan dengan penurunan margin bunga yang diikuti dengan peningkatan beban operasional.

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), perolehan margin bunga bersih atau net interest margin (NIM) perbankan pada Juni 2020 adalah sebesar 4,46 persen. Jumlahnya kemudian menurun 0,2 persen menjadi 4,44 persen pada Juli 2020.

Beban operasional yang terlihat pada rasio biaya operasional dibandingkan pendapatan operasional (BOPO) meningkat dari 84,94 persen pada Juni 2020 menjadi 85,09 persen pada Juli 2020. 

Ekonom PT Bank Permata Tbk. Josua Pardede menilai penurunan NIM pada Juli 2020 didorong oleh kenaikan dari pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) hingga 8,53 persen yang diikuti oleh perlambatan dari pertumbuhan kredit hingga hanya sebesar 1,53 persen. Hal ini pun membuat adanya likuiditas yang relatif aman, tetap membuat beban bunga meningkat sehingga mendorong penurunan NIM.

Penurunan pendapatan ini, lanjutnya, kemudian berpengaruh pada tingkat BOPO perbankan. Pada Juli 2020, pengeluaran operasional perbankan bertumbuh sebesar 4,54 persen YoY dan pendapatan opersional mengalami kontraksi sebesar 0,38 persen.

Selama ini, ketika pendapatan bunga mengalami kontraksi 2,5 persen YoY secara umum pendapatan bank juga mengalami penurunan.

Berbeda dengan kondisi selama 2019, yakni pendapatan operasional bertumbuh 5,94 persen YoY, sedangkan pendapatan operasional bertambah 7,00 persen YoY. Dari tren tersebut, terlihat bahwa kenaikan BOPO perbankan justru cenderung diakibatkan oleh kontraksi pendapatan dibandingkan dengan pertumbuhan biaya operasional.

"Oleh karena itu, kenaikan BOPO sebenarnya diakibatkan oleh penurunan pendapatan bank, yang utamanya didominasi oleh pendapatan bunga," katanya kepada Bisnis, akhir pekan lalu.

Di sisi lain, pendapatan perbankan memang sedikit ditopang oleh adanya fee-based income, terutama dari transaksi valas. Hanya saja, kontribusinya masih relatif rendah sehingga peningkatan atau penurunannya belum berkontribusi signifikan pada profitabilitas perbankan.

Salah satu usaha perbankan dalam membatasi penurunan NIM ini, menurutnya, adalah melakukan penurunan suku bunga simpanan untuk semua jenis simpanan, baik itu deposito, giro, ataupun tabungan biasa, serta penurunan suku bunga kredit.

"Diperkirakan penurunan suku bunga ini tidak terlalu banyak berdampak pada likuiditas perbankan, mengingat tingkat LDR perbankan yang masih rendah, sementara dengan penurunan suku bunga kredit, diharapkan akan dapat mendorong permintaan kredit," sebutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper