Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Credit Scoring via Digital Solusi Penyaluran Modal UMKM di Perdesaan

Kecepatan akan menjadi salah satu tantangan penyaluran KUR konvensional.
Pekerja memotret produk sepatu Prospero yang akan dipasarkan melalui platform digital di Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Jumat (3/7/2020). Menurut data Kementerian Komunikasi dan Informatika, sebanyak 9,4 juta UMKM sudah menggunakan atau memasarkan produknya melalui pasar e-commerce dan mendapatkan manfaat penggunaan teknologi digital untuk transaksi lintas batas./ANTARA FOTO-Adeng Bustomi
Pekerja memotret produk sepatu Prospero yang akan dipasarkan melalui platform digital di Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Jumat (3/7/2020). Menurut data Kementerian Komunikasi dan Informatika, sebanyak 9,4 juta UMKM sudah menggunakan atau memasarkan produknya melalui pasar e-commerce dan mendapatkan manfaat penggunaan teknologi digital untuk transaksi lintas batas./ANTARA FOTO-Adeng Bustomi


Bisnis.com, JAKARTA - Ekosistem digital bisa menjadi jalan keluar kebutuhan permodalan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), terutama di pedesaan.

Hal ini terungkap dalam diskusi virtual besutan Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH) bersama Tokopedia bertema FinTech Talk: Kolaborasi Ekosistem Digital dan UMKM dalam Mendorong Pemulihan Ekonomi Nasional, Selasa (29/9/2020).

Hanung Harimba, Deputi Bidang Pembiayaan Kementerian Koperasi dan UKM RI (KemenkopUKM) mengakui akses permodalan hingga kini masih merupakan salah satu masalah klasik UMKM yang belum tuntas.

Oleh sebab itu, demi mempercepat penyaluran kredit untuk pemulihan ekonomi nasional, KemenkopUKM mendorong adanya digitalisasi dari sisi para penyalur Kredit Usaha Rakyat (KUR).

Terutama dari sisi penilaian kelayakan kredit para pelaku UMKM. Cara-cara nonkonvensional perlu ditempuh, salah satunya lewat kerja sama penyalur KUR dengan penyelenggara teknologi finansial (telfon/fintech) yang sudah mapan.

"Ke depan kita akan lakukan perbaikan berbentuk relaksasi aturan, agar credit scoring fintech itu bisa dimanfaatkan untuk menilai kelayakan peminjam. Karena credit scoring via digital sudah semakin akurat dan cepat," jelas Hanung.

Menurutnya, kecepatan akan menjadi salah satu tantangan penyaluran KUR konvensional. Oleh sebab itu, pemerintah terus mendorong adanya kerja sama dengan fintech, e-commerce, atau ekosistem digital lain.

"Kita mendorong penyalur KUR ini bekerja sama dengan fintech, karena tidak semua perbankan ini punya infrastruktur yang cukup memadai untuk mencapai level terujung dari konsumen, ada memang beberapa bank yang sanggup ke desa, tapi hanya sedikit," tambahnya.

Tokopedia menjadi salah satu contoh e-commerce yang berhasil mempertemukan UMKM selaku penerima dana, penyalur KUR selaku pendana, dan platform fintech pendanaan selaku penyalur.

Vira Widiyasari, VP Fintech and Payments Tokopedia menjelaskan bahwa program ini bernama Modal Toko dengan bantuan alternatif credit scoring berupa Toko Score.

Sementara itu, beberapa bank HIMBARA telah menjadi pendana, dibantu Dhanapala selaku P2P platform, dengan para UMKM online sellers merchant Tokopedia selaku penerima dana.

"Alternatif credit scoring ini yang didapat dari data kinerja e-commerce, juga dikombinasikan dengan kemampuan kita memberikan onboarding journey secara digital, mulai dari KYC, kredit check, dan digital signature, sehingga kita bisa langsung memberikan pinjaman untuk penjual di platform," ujarnya.

Sementara itu, DGM Small Business Division II PT Bank BNI (Persero), Tbk. I Nyoman Astiawan selaku perwakilan perbankan penyalur KUR, mengaku kerja sama semacam ini merupakan keniscayaan.

Terlebih, kondisi pandemi mengharuskan para pelaku layanan keuangan konvensional bertranformasi secara cepat untuk merambah layanan secara digital yang tanpa tatap muka dan kontak fisik.

"Fintech memang channel dari perbankan untuk menjangkau UMKM yang lebih luas karena kita tahu fintech punya database dan pola pembiayaan yang cepat, mudah, dan lebih luas. Itu bisa kita manfaatkan untuk kolaborasi," ujarnya.

Turut hadir Sekjen AFTECH sekaligus Presiden Direktur OVO dan CEO Bareksa Karaniya Dharmasaputra yang menekankan bahwa AFTECH selalu siap menjadi penghubung fintech dan para pelaku keuangan konvensional untuk mendukung kebangkitan UMKM.

Hadir pula Analis Senior Direktorat Pengaturan Perizinan dan Pengawasan Fintech Otoritas Jasa Keuangan Tomi Joko Irianto yang memberikan perspektif dari sisi regulator, dan CEO PrivyID Marshall Pribadi selaku moderator.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Aziz Rahardyan
Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper