Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Efek Sentimen Positif, Penguatan Saham Bank Permata (BNLI) Masih Berlanjut

Sentimen positif dari masuknya warisan dari aset Bangkok Bank Company Limited cabang Indonesia masih cukup kuat. Sampai dengan penutupan pertama perdagangan hari ini, posisi harga BNLI ada di level Rp1.555, sudah lebih tinggi 23,41% dari posisi awal tahun.
Nasabah bertransaksi di banking hall Bank Permata, di Jakarta, Kamis (27/6/2019)./Bisnis-Felix Jody Kinarwan
Nasabah bertransaksi di banking hall Bank Permata, di Jakarta, Kamis (27/6/2019)./Bisnis-Felix Jody Kinarwan

Bisnis.com, JAKARTA - Harga saham PT Bank Permata Tbk. (BNLI) kembali mencetak rekor pada perdagangan di bursa efek hari ini, Kamis (8/10/2020). Efek sentimen positif yang ada sejak kemarin masih berlanjut dengan kenaikan harga saham BNLI sebesar 13,50% pada perdagangan pertama.

Sentimen positif dari masuknya warisan dari aset Bangkok Bank Company Limited cabang Indonesia masih cukup kuat. Sampai dengan penutupan pertama perdagangan hari ini, posisi harga BNLI ada di level Rp1.555, sudah lebih tinggi 23,41% dari posisi awal tahun. Adapun, pada hari Rabu (7/10/2020), harga saham BNLI ditutup di level Rp1.360, menguat 15,25% dibandingkan dengan harga penutupan pada hari sebelumnya.

Direktur Investa Saran Mandiri Hans Kwee sebelumnya menyebutkan aksi korporasi ini memang sudah di tunggu pasar, dan tentu akan mendapat apresiasi. Bank Permata akan mendapat aset dan modal lebih kuat, serta kesempatan bisnis fungsi intermediasi yang lebih progresif. Tentunya usai masa pandemi.

"Tentu bagus untuk Bank Permata. Bangkok Bank akan mampu melakukan transfer teknologi sekaligus debitur dan investor asal Thailand untuk memperkuat banknya. Apalagi saat ini banyak investor Thailand yang berencana ekspansi ke Indonesia," ujarnya.

Meski demikian, Hans menyebutkan price to earning ratio (PER) tergolong terlalu tinggi di 32,98 kali. Hal ini membuat harga saham tampak terlalu mahal bagi para investor.

Di samping itu, dia melihat price to book value berada di kisaran 1,6 yang masing sangat mahal jika dibandingkan dengan industri.

"Untuk target harga mungkin butuh data penggabungan kedua entitas ini lebih lanjut. Namun, saya perkirakan sahamnya masih layak dikoleksi dengan harga Rp1.425," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : M. Richard
Editor : Ropesta Sitorus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper