Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jaga Laba, Bank Victoria (BVIC) Pacu Pendapatan Komisi

Adapun, pada 2019 perseroan membukukan rugi bersih senilai Rp13,76 miliar.
Bank Victoria/victoriabank.co.id
Bank Victoria/victoriabank.co.id

Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Victoria International Tbk. tetap mencatatkan performa positif di tengah pandemi, salah satunya dengan mencatatkan laba bersih senilai Rp8 miliar pada kuartal II/2020. Selanjutnya, perseroan berupaya menjaga profitabilitas sampai dengan akhir tahun.

Jika dibandingkan dengan laba bersih pada periode yang sama 2019 sebesar Rp32,95 miliar, maka laba kuartal II/2020 anjlok 75 persen. Adapun, pada 2019, perseroan membukukan rugi bersih senilai Rp13,76 miliar.

Direktur Utama Bank Victoria Ahmad Fajar mengatakan perseroan berupaya menjaga profitabilitas perseroan sampai dengan akhir tahun.

Pandemi membuat debitur terdampak melakukan restrukturisasi sehingga mengurangi pendapatan bunga bersih. Namun, perseroan akan mempertahankan pendapatan berbasis komisi atau fee based income pada level pendapatan seperti tahun sebelumnya.

"Kami akan berupaya semaksimal mungkin menjaga profitabilitas sampai dengan akhir tahun," katanya dalam pubex, Jumat (16/10/2020).

Wakil Direktur Utama Bank Victoria Rusli mengatakan pandemi yang berlangsung sejak awal 2020 mengakibatkan net interest income mengalami penurunan. Namun, perseroan mampu mempertahankan pendapatan fee based income sehingga masih membukukan laba bersih Rp8 miliar.

Sampai dengan kuartal II/2020, pendapatan bunga bersih perseroan sebesar Rp61 miliar. Perolehan ini masih jauh dari realisasi sepanjang tahun lalu Rp220 miliar.

Sementara fee based income pada periode itu tercatat Rp176,6 miliar. Perolehan pada paruh pertama tersebut hampir separuh dari realisasi sepanjang tahun lalu sebesar Rp358,6 miliar.

"Ini tidak signifikan, tapi ini cukup bagus membuat bank kami cukup profitable di semester I/2020," katanya dalam public expose, Jumat (16/10/2020).

Peningkatan fee based income salah satunya melalui transaksi bank notes yang menyumbang 50 persen dari aktifitas treasury. Di samping itu, perseroan terus mengembangkan digitalisasi pada transaksi perbankan.

Rusli mengatakan penerapan digitalisasi mendorong peningkatan dana murah sebesar 15,4 persen menjadi Rp3,7 triliun, sehingga komposisi dana murah mencapai 20 persen dibandingkan dengan dana deposito. Ini menjadi pencapaian penting karena perseroan dapat menekan biaya dana.

Penerapan digitalisasi juga membuat jumlah pengguna dari platform digital mengalami peningkatan cukup signifikan. Jumlah user aktif bertambah dari sebesar 2.200 pada 2016 menjadi 31.500 pada semester I/2020. Jumlah user aktif ini mencapai 50 persen dari total nasabah dana murah atau current account saving account CASA.

"Langkah ke depan kami akan terus melakukan perbaikan digitalisasi dengan dibantu pemegang saham kami DEG baik dari pengembangan teknologi dan bisnis bank," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper