Bisnis.com, JAKARTA - Rencana penggabungan atau merger 3 bank syariah milik bank BUMN telah sampai babak baru dengan penandatanganan perjanjian penggabungan bersyarat pada Senin (12/10/2020).
BRISyariah ditunjuk sebagai bank penerima penggabungan atau surviving entity karena statusnya yang saat ini telah menjadi perusahaan terbuka.
Dalam merger tersebut, ekuitas dari PT Bank Syariah Mandiri dan PT Bank BNI Syariah akan dihitung sebagai penyertaan ke PT BRI Syariah Tbk. Untuk menyerap ekuitas tersebut, berapa saham baru yang akan diterbitkan?
Berdasarkan ringkasan rancangan penggabungan antara BRISyariah, Bank Syariah Mandiri, dan BNI Syariah yang diterbitkan di Harian Bisnis Indonesia, Rabu (21/10/2020), diinformasikan bahwa setiap laporan mengenai nilai pasar wajar dari saham-saham bank peserta merger dan jumlah saham pada tanggal efektif penggabungan akan menjadi acuan dalam menghitung konversi saham bank hasil penggabungan.
Dari laporan penilaian pihak independen, nilai pasar wajar BRIS adalah Rp781,29 per saham, sedangkan BSM dan BNI Syariah masing-masing Rp27.321,67 dan Rp2,73 juta per saham.
Setiap saham yang dimiliki pemegang saham BSM berhak atas 34,9700 saham tambahan di BRIS, yang mencakup total penambahan 20,90 miliar saham. Jumlah ini merepresentasikan 51,2 persen peningkatan modal di bank penerima penggabungan.
Untuk setiap saham yang dimiliki pemegang saham BNI Syariah berhak atas 3.500,2767 saham tambahan di BRIS, yang mencakup total penambahan 10,22 miliar saham. Jumlah ini merepresentasikan 25,0 persen peningkatan modal di bank hasil merger.
Per 30 Juni 2020, jumlah saham yang diterbitkan BRIS adalah 9,71 miliar lembar saham, sedangkan jumlah saham yang diterbitkan BSM sebanyak 597,80 juta saham, dan BNI Syariah menerbitkan 2,92 juta saham.
Sesuai dengan nilai saham per lembar dari masing-masing bank tersebut, setiap saham BSM setara dengan 34,9700 saham dari bank hasil merger dan setiap saham BNIS setara dengan 3.500,2767 saham.
"Dengan demikian, jumlah saham yang diterbitkan oleh bank yang menerima penggabungan pada tanggal efektif penggabungan adalah sebesar 40,84 miliar saham, yang mana akan ada penerbitan saham baru sebanyak 31,13 miliar saham," demikian yang tertulis dalam prospektus merger bank syariah BUMN.
Ketika penggabungan menjadi efektif, bank hasil merger akan tetap menjadi perseroan terbuka yang tercatat di Bursa Efek Indonesia.
Penggabungan hanya dapat menjadi efektif apabila syarat-syarat yang disebutkan di bawah, yang diatur berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia, telah dipenuhi.
Sebelumnya, Ketua Tim Project Management Office yang sekaligus merupakan Wakil Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Hery Gunardi mengatakan legal merger akan selesai dilakukan pada kuartal I/2020.
Saat itu, posisi aset bank tersebut akan sekitar Rp200 triliun sampai Rp225 triliun dan akan meningkat menjadi Rp390 triliun pada 2025.
Adapun, Menteri BUMN Erick Thohir dalam video singkat mengenai menandatanganan nota kesepahaman atau MoU merger bank syariah menyampaikan Indonesia sebagai negara dengan populasi umat muslim terbesar di dunia sudah sepantasnya Indonesia memiliki bank syariah yang kuat.
Proses merger ini akan menjadi tonggak sejarah untuk memiliki bank syariah terbesar di Tanah Air, yang diharapkan bisa masuk top 10 bank syariah global.