Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PasarPolis: Asuransi Digital Efektif Tembus Segmen Pekerja Informal

CEO dan Founder PasarPolis Cleosent Randing menjelaskan bahwa hal tersebut terlihat dari komposisi nasabah, pembeli 650 juta polis yang diterbitkan perusahaannya pada tahun lalu. Lebih dari 40% nasabah PasarPolis itu merupakan pekerja informal seperti pengemudi ojek online, kurir pengiriman barang, dan pelaku UMKM online.
Founder & CEO PasarPolis Indonesia Cleosent Randing saat menjadi narasumber dalam Webinar bertajuk Strategi Sektor Keuangan NonBank dalam Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Melalui Teknologi, Selasa (27/10/2020).
Founder & CEO PasarPolis Indonesia Cleosent Randing saat menjadi narasumber dalam Webinar bertajuk Strategi Sektor Keuangan NonBank dalam Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Melalui Teknologi, Selasa (27/10/2020).

Bisnis.com, JAKARTA — PT Pasar Polis Indonesia menilai bahwa pemanfaatan teknologi dalam asuransi, seperti melalui asuransi, sangat efektif dalam menembus segmen pekerja informal dan masyarakat pra-sejahtera.

CEO dan Founder PasarPolis Cleosent Randing menjelaskan bahwa hal tersebut terlihat dari komposisi nasabah, pembeli 650 juta polis yang diterbitkan perusahaannya pada tahun lalu. Lebih dari 40% nasabah PasarPolis itu merupakan pekerja informal seperti pengemudi ojek online, kurir pengiriman barang, dan pelaku UMKM online.

Menurut Cleosent, segmen masyarakat itu sebelumnya tidak terjangkau oleh layanan asuransi. Keberadaan teknologi dinilai mempermudah masyarakat segmen itu dalam mengetahui, menemukan, dan membeli proteksi, yang sebelumnya harus dilakukan melalui cara-cara konvensional.

"Insurtech bisa menghapus hambatan jarak, waktu, dan affordability terhadap asuransi. Dengan menggunakan teknologi, distribution cost bisa lebih murah, value lebih bisa diberikan kepada konsumen, sehingga bisa memberikan akses yang mudah kepada konsumen," ujar Cleosent dalam webinar Strategi Sektor Keuangan Non Bank Dalam Dorong Pertumbuhan Ekonomi melalui Teknologi yang digelar Bisnis pada Selasa (27/10/2020).

Dia menjelaskan bahwa pandemi Covid-19 telah membuktikan potensi besar teknologi dalam membuka akses kepada nasabah secara luas. Selain itu, teknologi pun menjadi kunci dalam meningkatkan inklusi keuangan, termasuk asuransi karena dapat menembus kelompok masyarakat yang sebelumnya sulit mengakses layanan keuangan formal.

Menurutnya, terdapat tiga masalah utama yang menghambat inklusi asuransi, yakni rumitnya akses menuju produk asuransi, proses klaim yang kurang efisien, dan premi yang tidak terjangkau oleh masyarakat menengah ke bawah. Padahal, segmen itu merupakan kelompok masyarakat paling rentan dan paling membutuhkan proteksi.

Masalah pertama itu dapat dipecahkan melalui proses administrasi yang mudah, mulai dari registrasi dan pembelian hingga klaim. Lalu, masalah kedua dapat diatasi dengan pemanfaatan teknologi, sehingga semua proses asuransi ada dalam genggaman gawai (gadget).

"Kendala yang ketiga, [diselesaikan dengan] ekosistem digital yang diciptakan oleh insurtech, memungkinkan kehadiran produk-produk asuransi yang murah dan dekat dengan kebutuhan sehari-hari,” ujar Cleosent.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper