Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Asuransi Astra: Asuransi Kesehatan Kumpulan Masih Terdampak Pandemi

SVP Communication, Event, & Service Management Asuransi Astra Laurentius Iwan Pranoto menjelaskan bahwa dampak pandemi Covid-19 bukan hanya terjadi kepada penjualan asuransi ritel, tetapi juga bisnis asuransi kumpulan. Kondisi itu pun turut terjadi kepada lini bisnis asuransi kesehatan perseroan.
Karyawan Asuransi Astra melayani nasabah, di Jakarta, Rabu (13/9)./JIBI-Felix Jody Kinarwan
Karyawan Asuransi Astra melayani nasabah, di Jakarta, Rabu (13/9)./JIBI-Felix Jody Kinarwan

Bisnis.com, JAKARTA — PT Asuransi Astra Buana menilai kinerja lini bisnis asuransi kesehatan kumpulan turut terdampak oleh pandemi virus corona yang menghambat aktivitas dunia usaha. Diversifikasi portofolio pun menjadi kunci perseroan untuk menjaga ketahanan kinerja dalam menghadapi pandemi.

SVP Communication, Event, & Service Management Asuransi Astra Laurentius Iwan Pranoto menjelaskan bahwa dampak pandemi Covid-19 bukan hanya terjadi kepada penjualan asuransi ritel, tetapi juga bisnis asuransi kumpulan. Kondisi itu pun turut terjadi kepada lini bisnis asuransi kesehatan perseroan.

Produk kesehatan dari Asuransi Astra yakni Garda Medika merupakan asuransi kesehatan kumpulan. Menurut Iwan, kondisi pandemi memang meningkatkan kebutuhan masyarakat terhadap proteksi kesehatan, tetapi tekanan ekonomi bagi dunia usaha pun membuat alokasi belanja asuransi menjadi terganggu.

"Sehingga naik turunnya premi asuransi kesehatan kumpulan tergantung kepada performa perusahaan atau industri masing-masing, karena yang di-cover adalah karyawan perusahaan tersebut. Apakah [kinerjanya] terpengaruh pandemi, pastinya, semua industri terkena imbasnya," ujar Iwan kepada Bisnis, Rabu (18/11/2020).

Iwan menjelaskan bahwa komposisi asuransi kesehatan terhadap portolio premi Asuransi Astra saat ini berkisar 20 persen, atau sekitar Rp645 miliar dari total premi kuartal III/2020 sebesar 3,22 triliun. Jumlah itu meningkat dari komposisi asuransi kesehatan pada akhir 2019 yakni 17,9 persen, atau Rp891,03 miliar dari total premi Rp5 triliun.

Meskipun begitu, menurutnya, peningkatan komposisi asuransi kesehatan terjadi karena kinerja lini bisnis utama perseroan, yakni asuransi kendaraan bermotor mengalami perlambatan. Seperti diketahui, pandei Covid-19 sangat menekan penjualan kendaraan bermotor di Indonesia.

Menurutnya, perusahaan asuransi umum dan industrinya sangat bergantung kepada kinerja bisnis-bisnis pendukungnya, seperti industri otomotif, pertambangan, dan agroindustri. Perlambatan dunia usaha itu akan turut berimbas kepada asuransi kerugian sebagai pengelola risikonya.

"Oleh karena itu, strategi diversifikasi portofolio merupakan strategi yang ditempuh oleh Asuransi Astra dalam jangka menengah dan panjang, tujuannya agar portofolio kamu dapat saling mendukung," ujar Iwan.

Adapun, perseroan menilai bahwa kondisi bisnis asuransi kesehatan dan asuransi umum secara keseluruhan pada tahun depan berpotensi tumbuh meskipun belum begitu signifikan. Hal tersebut karena dampak pandemi Covid-19 dinilai masih akan dirasakan oleh dunia usaha.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper