Bisnis.com, JAKARTA - PT Permodalan Nasional Madani (Persero) meyakini kinerja positif perseroan bersumber dari membaiknya kondisi perekonomian masyarakat kelas menengah bawah, terutama pegiat usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dari dampak pandemi.
Errinto Pardede, Sekretaris Perusahaan PNM, mengungkapkan bahwa para nasabah PNM Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (PNM Mekaar) merupakan salah satu segmen masyarakat yang paling rentan terdampak pandemi Covid-19.
Seperti diketahui, sebagai perusahaan pembiayaan mikro pelat merah, nasabah PNM Mekaar didominasi UMKM sektor informal atau ibu-ibu yang membuka toko sederhana.
Akibat kondisi ekonomi nasional yang memburuk belakangan, banyak dari mereka yang kesulitan membayar cicilan, mengajukan restrukturisasi, dan setop mengambil kredit modal kembali.
"Kemarin jumlah nasabah kami sempat turun ke 6,1 juta ketika pandemi. Capaian terbaru sudah 7,7 juta. Ini menandakan ada 1,6 juta masyarakat bawah kami yang sudah menggeliat lagi untuk membuka usaha, siap menerima modal kerja dan menciptakan lapangan usaha baru," ujarnya, Kamis (10/12/2020).
Nasabah Mekaar mencapai 7,58 juta pada November 2020, atau naik 29,6 persen (year-on-year/yoy) dari November 2019 di 5,85 juta. Adapun pada awal Desember 2020, jumlahnya telah naik lagi ke angka 7,73 juta nasabah.
EVP Keuangan dan Operasional PNM Sunar Basuki mengungkap bahwa capaian ini linier dengan peningkatan area jangkauan PNM, serta penyaluran pinjaman dan outstanding.
Coverage area PNM telah meningkat dari 4.014 kecamatan dan 402 kabupaten pada 2019 menjadi 4.367 kecamatan dan 436 kabupaten, diiringi peningkatan kantor cabang Mekaar dari 2.169 menjadi 2.659 kantor.
"Penyaluran kami pada November 2020 sebesar Rp21,4 triliun, tumbuh 20,34 persen [yoy] dari periode sebelumnya. Selama Desember berjalan ini kita juga sudah menyalurkan Rp3 triliun," ungkapnya.
Adapun, outstanding PNM Mekaar per November 2020 mencapai Rp14,9 triliun, tumbuh 40,3 persen (yoy) dari Rp10,6 triliun pada November 2019.
Dengan capaian ini, aset PNM kini berada di Rp28,5 triliun, dengan pendapatan mencapai Rp5,2 triliun dan menghasilkan laba usaha Rp265 miliar.
Hal ini juga berkat penyertaan modal pemerintah (PMN) dari pemerintah Rp1 triliun yang telah terealisasi pada Agustus 2020 dan Rp1,5 triliun pada Desember 2020.
Maksud pemerintah menggelontorkan PMN kepada PNM, merupakan upaya agar kinerja keuangan PNM membaik di era new normal, seperti peningkatan ekuitas dan gearing ratio dari 5,3 kali menjadi 3,9 kali.
Ini seiring dengan amanat dan harapan agar PNM selalu tangan kanan pemerintah dalam rangka membantu ikut menambah para pelaku usaha mikro, mampu mendorong pertumbuhan dan perluasan penyaluran kredit mikro kepada mereka yang layak.