Bisnis.com, JAKARTA – PT KB Finansia Multi Finance yang lebih dikenal dengan brand Kredit Plus mendapatkan pendanaan senilai US$50juta dari International Finance Corporation (IFC).
Pendanaan dari salah satu anggota kelompok Bank Dunia itu dinilai akan menguntungkan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia sebagai salah satu motor penggerak perekonomian nasional.
Peter Halim, Direktur PT KB Finansia Multi Finance (KBFMF), mengatakan bahwa dukungan IFC datang di waktu yang tepat, ketika perekonomian nasional menghadapi tantangan akibat pandemi Covid-19. Pendanaan tersebut akan membantu perusahaan untuk fokus kepada strategi pertumbuhan yang mencakup rencana untuk mendiversifikasi penawaran produk keuangan dan mendigitalisasi operasional.
“Terlepas dari tantangan ekonomi akibat pandemi global, pendanaan dari IFC akan membantu KBFMF untuk melanjutkan program pinjaman, mempertahankan dan mendukung pemulihan rumah tangga berpenghasilan rendah, serta UMKM di Indonesia,” katanya melalui keterangan resmi.
Peter menuturkan, suntikan dana dari IFC juga menjadi titik penting, sekaligus bentuk kepercayaan yang diberikan institusi internasional ke KBFMF. Selain sumber pendanaan dari IFC, KBFMF juga telah mendapatkan pendanaan US$200 juta dari SMBC, HSBC, KEB Hana, ANZ, SCB dan DBS pada 2020.
KBFMF sendiri merupakan salah satu pemain kunci di sektor multifinance di Indonesia. Perusahaan tersebut didukung oleh KB Kookmin Card yang merupakan salah satu perusahaan dengan spesialisasi pembiayaan kredit terbesar di Korea Selatan.
Dengan suntikan dana dari IFC tersebut, KBFMF dapat mengumpulkan dana jangka panjang dalam mata uang Rupiah, mendiversifikasi basis pendanaan, dan memperkuat neraca keuangan. Selanjutnya, KBFMF dapat mengucurkan pinjaman kepada UMKM di Indonesia.
Seperti diketahui, perusahaan multifinance merupakan salah satu sumber pendanaan bagi UMKM yang beroperasi di bagian dasar piramida. Namun, saat ini perusahaan multifinance sedang menghadapi tekanan likuiditas yang disebabkan oleh persyaratan pembayaran yang lebih longgar akibat pandemi.
Hal tersebut ditambah dengan langkah bank yang menghentikan, atau secara signifikan mengurangi pinjaman ke perusahaan multifinance. Padahal, perusahaan multifinance tidak memiliki akses ke simpanan atau dukungan likuiditas dari bank sentral seperti bank.
Azam Khan, Country Manager IFC untuk Indonesia, Malaysia dan Timor-Leste, mengatakan bahwa sektor UMKM menjadi salah satu sektor yang sangat terpukul oleh pandemi Covid-19. Pemulihan sektor tersebut dapat menjadi kunci untuk mengurangi hilangnya pekerjaan dan menghidupkan kembali aktivitas ekonomi.
“Mengingat dampak pandemi yang telah mengacaukan perekonomian, pendanaaan IFC bertujuan untuk mendukung upaya negara dalam membangun kembali masa depan yang lebih inklusif dan tangguh,” katanya.
Sekadar diketahui, KBFMF dan KB Kookmin Card berada di bawah naungan KB Financial Group yang merupakan kelompok keuangan terbesar di Korea Selatan dengan aset mencapai US$554,6 miliar.
KB Kookmin Card mengambil alih 80% saham milik Farallon Capital dan Kendal Court di PT Finansia Multi Finance, dan menjadi pemegang saham mayoritas pengendali dengan komposisi pemegang saham menjadi KB Kookmin Card Corp sebanyak 80%, dan PT Finansia Pacifia Raya 20%.
Langkah tersebut dilakukan sejalan dengan rencana jangka panjang perusahaan untuk memperluas market di Asia Tenggara, dan Indonesia yang dinilai memiliki potensi market yang cukup besar.
KB Financial Group baru saja menandatangani perjanjian bisnis dengan IFC pada 9 Desember 2020. Melalui perjanjian tersebut, KB Financial Group bersama IFC berencana untuk melakukan kerjasama bisnis, seperti pengembangan produk dan pendanaan, serta berinvestasi untuk mendorong inklusi keuangan di Asia Tenggara khususnya di Indonesia.