Bisnis.com, JAKARTA -- Angin segar penguatan modal PT Bank Muamalat Indonesia Tbk. kembali berhembus dengan munculnya angka komitmen setoran modal Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH).
Meski demikian, Bank Muamalat dinilai masih perlu upaya keras untuk memperbaiki kinerja yang sudah tertekan jauh sebelum masa pandemi.
Adapun, BPKH akhirnya mengumumkan komitmennya dalam memberikan suntikan dana segar kepada bank syariah pertama di Indonesia tersebut senilai total Rp3 triliun.
Direktur PT Anugerah Mega Investama sekaligus dosen FEB Trisakti dan MET Atmajaya Hans Kwee mengatakan rencana penyuntikan modal dari BPKH tergolong cukup lama.
"Meski demikian, perkembangan terbaru ini tetap sangat baik bagi Bank Muamalat untuk dapat melakukan pengembangan bisnis di masa pandemi," katanya, Rabu (13/1/2021).
Hans mengatakan kondisi keuangan Bank Muamalat masih harus diwaspadai. Perseroan harus membuktikan kinerjanya tetap dapat baik, sehingga penyuntikan modal dapat dioptimalkan untuk kebutuhan ekspansi Bisnis.
Berdasarkan data publikasinya, Bank Muamalat masih mampu mempertahankan aset di posisi Rp48,78 triliun per September 2020. Total pembiayaan syariah mencapai Rp29,13 triliun dan dana pihak ketiga Rp38,73 triliun.
Selama masa pandemi ini, perseroan mencatat restrukturisasi pembiayaan pihak tidak terkait mencapai Rp10,24 triliun dan rasio kredit bermasalah net masih di bawah batas ambang maksimum yakni 4,95 persen. Rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) berada pada posisi 12,48 persen, tak berbeda jauh dengan periode sama 2019.
Sementara itu, Senior Faculty LPPI Moch. Amin Nurdin pun menyampaikan menyampaikan keputusan investasi tentu sudah melewati banyak proses, sekaligus mempertimbangkan perbaikan kualitas aset.
"Setoran Rp3 triliun bukan angka yang kecil. Tentu perhitungannya sudah matang. Cuma memang upaya untuk peningkatan masih harus dilakukan," sebutnya.
Di luar itu, Amin berpendapat Bank Muamalat memiliki potensi yang sangat signifikan menjadi kuda hitam dalam menggaet perhatian PP Muhammadiyah.
Menurutnya, keberpihakan PP Muhammadiyah yang masih abu-abu untuk Bank Syariah Indonesia dapat menjadi ceruk pasar bagi Bank Muamalat yang sangat fokus dalam perbaikan kualitas aset dengan menggarap segmen ritel.
"Tapi tetap saja, ini bisa iya bisa saja tidak. Yang jelas Muhammadiyah yang sangat strategis bagi bank syariah termasuk bagi Bank Muamalat," sebutnya.
Dalam catatan Bisnis, PP Muhammadiyah memiliki dana Rp15 triliun di bank-bank syariah milik pemerintah dengan aset kelolaan mencapai Rp4.000 triliun.