Bisnis.com, JAKARTA - Jelang efektifnya PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) pada 1 Februari 2021 mendatang melalui merger Bank Syariah Mandiri, BNI Syariah dan BRI Syariah, aksi korporasi terus terjadi di dalam internal perusahaan.
Salah satu yang menarik perhatian adalah DPLK Bank Rakyat Indonesia terus mengurangi saham yang dimiliki bersamaan dengan kenaikan harga saham BRIS.
Berdasarkan data PT Kustodian Sentral Efek Indonesia terbaru yang ditampilkan, DPLK BRI Syariah melepas 7 juta lembar saham pada registrasi perdagangan 12 Januari 2021. Dengan posisi ini total saham DPLK BRI tersisa 816,65 juta lembar saham.
Langkah melepas saham BRIS ini sendiri terlihat terjadi sejak proses merger diumumkan. Berdasarkan data laporan registrasi 31 Oktober 2020, total kepemilikan DPLK BRI atas BRIS sebanyak 828,94 juta atau setara 8,53 persen.
Jumlah saham perusahaan kemudian susut menjadi 824,64 juta di November, dan saat tutup 2020 menjadi 817,14 juta.
Dengan kata lain, sejak proses merger BSI disiapkan dan dijalankan, DPLK BRI telah melepas 12,29 juta lembar saham.
Sementara itu saham BRIS pada perdagangan Kamis (15/1/2021) tercatat melemah 0,27 persen menjadi Rp3.760 per lembar.
Saham BRIS sendiri pada 2 Oktober 2020 ditutup pada level Rp775 per lembar saham dan rekor tertinggi Rp3.980 per lembar dalam perdagangan kemarin. Atau melonjak 413 persen.
MERGER
Sementara itu, Wakil Direktur Utama 1 Bank Syariah Indonesia Ngatari menyampaikan tanggal efektif penggabungan masih sesuai dengan target yakni 1 Februari 2021. Tanggal efektif penggabungan sebagaimana tercantum dalam Ringkasan Rencana Penggabungan yang dirilis Oktober tahun lalu.
"Masih on the track," katanya, Kamis (14/1/2021).
Lebih lanjut, Ngatari menambahkan pihaknya juga telah menyelesaikan proses penggabungan karyawan. Rencananya, penggabungan karyawan akan diputuskan pada Jumat besok.
Adapun sistem penggajian karyawan masih mengikuti masing-masing bank sebelumnya. Penyesuaian gaji akan dilakukan secara bertahap setelah merger efektif.
"Migrasi karyawan sudah selesai. Besok hari Jumat sudah diputus. Untuk gaji masih masing-masing bank, penyesuaian nanti dilakukan secara bertahap setelah merger. Untuk yang ini belum diputuskan," imbuhnya.
Bank hasil merger tersebut akan memiliki total aset Rp214,6 triliun dengan modal inti Rp20,4 triliun. Bank akan didukung lebih dari 1.200 cabang dan 1.700 jaringan ATM, serta lebih dari 20.000 karyawan yang tersebar di seluruh Indonesia.