Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. masih mampu membukukan pertumbuhan kredit di tengah masa pandemi.
Seperti diketahui, secara industri penyaluran pinjaman oleh sektor perbankan terkoreksi -2,41 persen secara tahunan pada akhir 2020.
Sementara, berdasarkan presentasi paparan analyst meeting hingga akhir tahun lalu emiten dengan kode saham BBNI tersebut mencatatkan penyaluran kredit secara konsolidasi senilai Rp586,21 triliun, naik 5,3 persen yoy dari Rp556,77 triliun.
Pertumbuhan kredit di segmen business banking sebesar 5,7 persen yoy menjadi Rp461,7 triliun, sedangkan di segmen consumer sebesar 4,7 persen yoy menjadi Rp89,9 triliun. Untuk penyaluran pembiayaan lewat anak usaha, tercatat tumbuh tipis sebesar 0,9 persen yoy.
Dengan realisasi tersebut, penyaluran kredit BNI lebih tinggi dibandingkan dengan dua saudaranya yang telah merilis laporan keuangan 2020, yaitu PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
Hingga akhir Desember 2020, secara konsolidasian BRI menyalurkan kredit senilai Rp 938,37 triliun atau tumbuh 3,89 persen year on year.
Tercatat kredit mikro BRI tumbuh double digit sebesar 14,18 persen, kredit kecil dan menengah tumbuh 3,88 persen dan kredit konsumer tumbuh 2,26 persen. BRI pun meyakini kredit mampu tumbuh di kisaran 7 persen pada tahun ini.
Direktur Keuangan BRI Viviana Dyah Ayu Retno mengatakan kondisi ekonomi sudah mulai membaik sejak akhir tahun lalu. Daya beli masyarakat sekaligus konsumsi masyarakat mulai membaik dan akan cepat mendorong kinerja ekonomi dan fungsi intermediasi.
"Kami melihat sinyal pemulihan sejak kuartal keempat tahun lalu. Tahun ini kami cukup optimistis. Tentu secara korporasi masih fokus pada segmen mikro. Pertumbuhan kredit akan berada di kisaran 6 hingga 7 persen," katanya dalam paparan kinerja 2020 BRI, Jumat (29/1/2021).
Sementara itu, sepanjang 2020 penyaluran kredit Bank Mandiri terkontraksi 1,61 persen yoy secara ending balance. Secara konsolidasi, pertumbuhan kredit secara average balance atau baki debet rata-rata berhasil mencatat perkembangan, yakni tumbuh 7,08 persen yoy menjadi Rp871,3 trilun.
Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi mengatakan selama tahun lalu perseroan menerapkan kebijakan penyaluran kredit secara prudent dan selektif kepada targeted customer dengan mempertimbangkan sektor yang masih potensial dan pemulihannya lebih cepat.
Dengan hal tersebut, perseroan pun mampu menjaga kualitas kredit sehingga rasio NPL konsolidasi masih baik di 3,09 persen.
“Kami menerapkan kebijakan penyaluran kredit secara prudent dan selektif kepada targeted customer dengan mempertimbangkan sektor yang masih potensial dan pemulihannya lebih cepat. Hasilnya, kami mampu menjaga kualitas kredit,” ujarnya.
Meski selektif, dia memastikan bahwa Bank Mandiri tetap menjadikan peran intermediasi perseroan sebagai prioritas utama untuk meningkatkan kembali permintaan masyarakat dan memulihkan ekonomi nasional.