Bisnis.com, JAKARTA -- Tahun 2020 menjadi periode yang menantang bagi sektor perbankan, tak terkecuali bagi PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.
BNI mencatatkan laba bersih senilai Rp3,28 triliun sepanjang 2020. Raihan tersebut terkontraksi 78,7 persen secara tahunan jika dibandingkan dengan capaian tahun sebelumnya.
Pada 2019, emiten dengan kode saham BBNI ini membukukan laba bersih senilai Rp15,38 triliun.
Wakil Direktur Utama BNI Adi Sulistyowati menyampaikan kondisi tahun lalu sangat menantang. Perseroan perlu mendukung debitur sambil tetap menjaga kinerja keuangan.
"Di tengah situasi menantang, kami turun laba, tapi masih membukukan laba. Ini disebabkan penurunan pendapatan bunga dan seiring dengan restrukturisasi kredit terdampak. Kami juga melakukan pencadangan kredit yang menjadi NPL," jelasnya dalam paparan kinerja 2020 BNI, Jumat (29/1/2021).
Adi menyampaikan percetakan laba pada tahun ini akan lebih baik. Strategi utama perseroan pada tahun kerbau logam adalah ekspansi bisnis berkelanjutan serta mengoptimalkan debitur top tier.
BBNI juga akan terus melakukan efisiensi beban dana dan memaksimalkan pendapatan berbasis komisi atau fee based income dengan channel digital banking.
"Ke depan kami juga meningkatkan kualitas kredit melalui manajemen risiko lebih baik," jelas Adi.
Adapun, Direktur Corporate Banking BNI Silvano Winston Rumantir menyampaikan kinerja ekonomi akan lebih baik pada tahun ini. Perseroan pun memiliki amunisi berupa likuiditas dan permodalan yang cukup guna meningkatkan kinerja fungsi intermediasi.
"Pertumbuhan kredit kami akan membaik secara moderat pada kisaran 6 sampai 9 persen," katanya.
Hingga akhir tahun lalu emiten dengan kode saham BBNI tersebut mencatatkan penyaluran kredit senilai Rp586,21 triliun, naik 5,3 persen yoy dari Rp556,77 triliun.
Dia menjelaskan segmen korporasi akan menjadi andalan perseroan tahun ini. Terlebih pada tahun lalu, segmen ini masih cukup baik dan belum terlalu banyak membutuhkan bantuan restrukturisasi kredit.
Baca Juga : Hadapi Pandemi, BNI Bertransformasi |
---|
Di samping itu, Silvano yakin bisnis konsumer juga akan mendorong penyaluran kredit tahun ini. Perseroan mempunya nasabah yang membutuhkan permintaan kredit konsumer cukup baik tahun ini, terutama untuk dari segmen payroll gaji.
"Payroll loan bahkan bisa double digit. Bahkan ini bisa lebih besar," imbuhnya.
Sementara itu, Silvano menyampaikan segmen UMKM BNI akan dikonsolidasikan pada tahun ini. Perseroan akan fokus menjaga kualitas kreditnya sambil berupa mencari ceruk ekspansi dengan cross selling.