Bisnis.com, JAKARTA - Investree, platform teknologi finansial peer-to-peer (fintech P2P) lending besutan PT Investree Radhika Jaya meneguhkan dominasinya dalam penyaluran kredit produktif selama periode 2020.
Co-Founder & CEO Investree Adrian Gunadi mengungkap bahwa per 31 Desember 2020, Investree membukukan penyaluran pinjaman mencapai Rp2,48 triliun dari loan origination permohonan di angka Rp3,12 triliun.
"Penyaluran Investree tumbuh 29 persen dan selama 5 tahun berdiri, akumulasi penyaluran kami sudah berada di angka Rp5,73 triliun kepada 1.870 borrower [peminjam dana] aktif," jelasnya, Rabu (3/2/2021).
Adapun, terkait jumlah pendana (lender), Investree mencatat total akumulasi unique lender yang berhasil digandeng telah mencapai 31.869 entitas.
Sepanjang periode pandemi, Investree pun berhasil menjaga tingkat keberhasilan pengembalian pinjaman 90 hari (TKB90) di angka 98,5 persen, atau di atas rata-rata TKB90 industri fintech lending di 95,22 persen.
"Dari portofolio Investree, 87 persen masih didominasi produk invoice financing. Sementara penyaluran berbasis syariah kami mencapai 7,2 persen dari loan origination," tambahnya.
Berdasarkan capaian tersebut, Adrian menjelaskan artinya market share Investree mencapai 3,6 persen dari total akumulasi penyaluran fintech P2P lending di Rp155,9 triliun, sesuai statistik Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Terkhusus akumulasi penyaluran sektor produktif yang berkisar di angka Rp54,5 triliun, Investree yang fokus melayani usaha kecil dan menengah missing middle ini pun mendominasi hingga 10,5 persen market share.
Berdasarkan catatan Bisnis, akumulasi penyaluran pinjaman Investree terkhusus sektor produktif memang belum terkalahkan dari kompetitor terdekatnya, seperti Modalku (Rp3,96 triliun), KoinP2P KoinWorks (Rp3,46 triliun), Amartha (Rp3,11 triliun), Danamas (Rp2,6 triliun), Danarupiah (Rp2,5 triliun), dan Akseleran (Rp1,95 triliun).
Adapun dalam menghadapi periode pandemi, Investree melakukan beberapa inisiatif sepanjang 2020, seperti merestrukturisasi 7 borrower terdampak pandemi, menjaring pangsa borrower usaha mikro berkolaborasi dengan Gramindo dan e-Fishery, serta ikut menyalurkan kredit pemulihan ekonomi berbunga rendah bersama perbankan hingga Rp50,2 miliar.
Pria yang juga Chairman Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) ini menjelaskan bahwa ke depan Investree akan mengusung tema Beyond Lending.
Nantinya, holding Investree Group akan berekspansi ke mancanegara, merambah bisnis AI credit scoring, memaksimalkan layanan e-invoicing besutannya bertajuk Billtree, serta memperkuat kerja sama dengan berbagai ekosistem digital terkait UMKM.