Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. menyataka akan menjaga rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) pada tahun ini di kisaran level 3,5%.
Direktur Remedial and Wholesale Risk PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Elisabeth Novie Riswanti menyampaikan perseroan melakukan transformasi yang cukup agresif dari sistem koleksi dan penjualan aset.
Dengan upaya tersebut, Novie menyampaikan perseroan dapat kembali mendorong peningkatan kualitas kredit lebih tinggi lagi. "Proses perbaikan sudah kami lakukan tahun lalu. Kami yakin kualitas kredit kami akan lebih baik lagi, dan NPL akan mencapai 3,5% sampai 3,7% tahun ini," katanya, Senin (15/2/2021).
Novie menyampaikan perseroan telah meningkatkan kualitas kredit selama pandemi dengan menurunkan rasio NPL dari 4,78% pada 2019 menjadi 4,37% pada 2020.
Dia menuturkan perseroan melakukan perbaikan di sisi koleksi dengan melakukan digitalisasi proses. Perseroan membuat aplikasi mobile collection yang dilengkapi dengan digital verification yang mempercepat kerja tim koleksi.
Dari sisi aset yang diambil alih (AYDA), Novie menuturkan Bank BTN juga memperluas saluran penjualan kredit macet melalui pengembangan portal rumah murah serta memperbanyak kerja sama dengan investor di sektor properti.
Baca Juga
"Adapun upaya ini sangat berhasil tahun lalu. perseroan berhasil melakukan penjualan kredit hapus buku sekitar Rp167 miliar. tahun ini pun akan meningkat lebih baik lagi," imbuhnya.
Plt. Direktur Utama Bank BTN Nixon LP Napitupulu pun menambahkan perseroan juga melakukan perbaikan dari sisi operasional akad kredit. Perseroan membuat sistem sentralisasi kredit konsumer, yang membuat cabang dapat lebih cepat menyelesaikan permohonan.
"Cara ini bahkan mampu menekan rasio early payment default 0,14%. Ini artinya kredit yang masuk ke kami jauh lebih berkualitas dan lebih kecil kemungkinan bermasalahnya. Kami tinggal menyelesaikan kredit bermasalah yang sekarang ada saja," sebutnya.