Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia memangkas target pertumbuhan kredit tahun ini menjadi hanya 7%.
Gubernur BI Perry Warjiyo menyampaikan permintaan kredit masih sangat terbatas. Perbankan juga masih belum menurunkan suku bunga kredit secara masif untuk mendorong pemulihan ekonomi yang lebih cepat.
"Dengan perkembangan tersebut kami merevisi pertumbuhan kredit dari 7% hingga 9% menjadi hanya 5% sampai 7%," sebutnya dalam paparan usai RDG, Kamis (18/12/2021).
Adapun, Perry kembali menggaris bawahi penurunan suku bunga kredit perbankan masih sangat terbatas. Hal ini justru terjadi pada kondisi di mana Bank Indonesia melakukan ekspansi moneter dan menurunkan suku bnuga acuan sebesar 125 bps pada 2020. Bahkan, suku bunga deposito 1 bulan perbankan sudah menyentuh level 4,27%.
Dia melanjutkan suku bunga kredit masih tergolong tinggi yakni di posisi 9,70% per akhir 2020. SBDK perbankan pun baru turun 75 bps ke posisi 10,11%.
Hal ini menyebabkan tingginya spread suku bunga dasar kredit (SBDK) dan deposito yang masing-masing 6,36% dan 5,84%. Dari kolompok bank, SBDK tertinggi tercatat pada bank pelat merah sebesar 10,79% diikuti dengan bank daerah 9,80%, bank umum swasta 9,67%, dan kantor cabang asing 6,17%.
Baca Juga
"BI terus berharap perbankan mempercepat penurunan suku bunga kredit sebagai upaya bersama untuk pembiayaan dan pemulihan ekonomi nasional," sebutnya.
Adapun, pertumbuhan kredit per Januari 2021 tercatat turun 1,92% secara tahunan. Namun, realisasi sudah lebih baik dari akhir 2020 yang terkontraksi hingga 2,41% secara tahunan.