Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bos BRI Sebut Dua Faktor yang Mendorong Pertumbuhan Kredit

Sunarso menyebutkan berdasarkan model ekonometrika yang disusun grup economist BRI faktor paling signifikan untuk mendongkrak pertumbuhan kredit adalah konsumsi rumah tangga dan daya beli masyarakat.
Gedung BRI/bri.co.id
Gedung BRI/bri.co.id

Bisnis.com, JAKARTA - Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Sunarso menyebutkan faktor yang paling mendorong pertumbuhan kredit.

Sunarso mengatakan outlook ekonomi pada 2021 akan lebih optimis berdasarkan berbagai indikator. Pertama, telah dimulainya distribusi vaksin secara global pada awal 2021.

Kedua, IMF memprediksi dampak ekonomi akibat Covid-19 akan membaik secara gradual pada 2021. IMF juga memproyeksi pertumbuhan ekonomi di 2021 positif 5,4% dengan asumsi pandemi berhasil ditangani.

Sunarso menyebutkan berdasarkan model ekonometrika yang disusun grup economist BRI faktor paling signifikan untuk mendongkrak pertumbuhan kredit adalah konsumsi rumah tangga dan daya beli masyarakat.

"Karena kita mau mendongkrak pertumbuhan ekonomi maka memerlukan pertumbuhan kredit, maka berdasarkan model yang kita kembangkan ternyata bahwa yang paling elastis dan signifikan untuk medongkrak pertumbuhan kredit adalah konsumsi rumah tangga dan daya beli masyarakat," katanya dalam BRI EConomic Forum 2021, Kamis (28/1/2021).

Oleh karena itu, strategi yang dilakukan oleh BRI untuk menumbuhkan konsumsi rumah tangga dan daya beli masyarakat antara lain melalui aktivitas BRI untuk mendorong efektivitas dan efisiensi penyaluran berbagai stimulus dalam rangka mendorong daya beli masyarakat.

"Dari situ lah bisnis kita bisa tumbuh, maka strategi kami adalah bisnis follow stimulus," lanjutnya.

Sepanjang 2020, BRI telah menyalurkan berbagai stimulus dari pemerintah. Di antaranya, penyaluran kredit dari penempatan deposito pemerintah sebesar Rp45 triliun, atau tiga kali dari nilai penempatan dana sebesar Rp15 triliun.

Penyaluran kredit dari penempatan dana telah dinikmati sekitar 1,2 juta nasabah UMKM. Selain itu, stimulus subsidi bunga terhadap UMKM senilai Rp5,5 triliun yang dinikmati 6,6 juta nasabah.

KUR super mikro dengan tiket size maksimal Rp10 juta senilai total Rp8,6 triliun kepada 985.000 nasabah KUR Super Mikro. Subsidi gaji sebesar Rp6,5 triliun kepada 5,4 juta penerima.

Bantuan Presiden Produktif untuk usaha mikro disalurkan sebesar Rp18,6 triliun kepada 7,7 juta penerima, serta stimulus penjaminan kredit UMKM sebesar Rp8,7 triliun kepada 14.000 nasabah.

"Selain stimulus, sampai dengan 31 Desember 2020 kami telah melakukan restrukturisasi kredit dengan jumlah kredit yang direstrukturisasi telah menurun dibandingkan kuartal II/2020 yang mencapai lebih dari Rp200 triliun, tetapi di Desember 2020 restrukturisasi sudah melandai Rp186 triliun. Itu atas nama 2,8 juta nasabah terutama UMKM," sebutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Azizah Nur Alfi
Editor : Ropesta Sitorus

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper