Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ada Pelonggaran ATMR dan DP 0 Persen, Bagaimana Efeknya ke Kredit?

Trioksa mengatakan stimulus lebih dibutuhkan untuk kredit di sektor produktif, terutama UMKM. Dari situ, dapat membuka lapangan pekerjaan baru dan berpenghasilan.
Mobil baru Honda dipajang di diler Jalan MT Haryono, Cawang, Jakarta Selatan, Selasa (31/7/2018)./JIBI-Nurul Hidayat
Mobil baru Honda dipajang di diler Jalan MT Haryono, Cawang, Jakarta Selatan, Selasa (31/7/2018)./JIBI-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA - Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Trioksa Siahaan menjelaskan ATMR yang ditetapkan menjadi 50% dari sebelumnya 100%, membuat permodalan bank lebih longgar.

Adanya penurunan ATMR tersebut membuat bank tidak perlu mencadangkan modal lebih besar untu mengatasi risiko kredit. Dari situ, sesuai dengan tujuan pemerintah dan regulator, harapannya kebijakan tersebut akan mendorong ekspansi kredit bank di sektor yang memperoleh stimulus.

Data Bank Indonesia mencatat kredit konsumsi turun 0,7% yoy pada Desember 2020 menjadi Rp1.602,1 triliun. Dari segmen tersebut, kredit kendaraan bermotor mengalami penurunan terdalam sebesar 24,4% yoy menjadi Rp107,3 triliun. Sementara kredit pemilikan rumah tumbuh 3,4% yoy menjadi Rp521,6 triliun, mengalami perlambatan dari pertumbuhan pada November 2020 sebesar 3,7% yoy.

"Apakah ini akan efektif? Ini yang perlu diperhatikan dari sisi kemampuan masyarakat. Kalau pendapatannya bagus, pasti dari sisi demand [kredit] akan naik. Regulasi ini baru dari sisi supply, memberikan kelonggaran kepada perbankan," katanya, Jumat (19/2/2021).

Trioksa mengatakan stimulus lebih dibutuhkan untuk kredit di sektor produktif, terutama UMKM. Dari situ, dapat membuka lapangan pekerjaan baru dan berpenghasilan. Dia berharap sejumlah stimulus kepada UMKM yang telah diberikan tahun lalu, lebih digenjot pada tahun ini.

"[Stimulus] di sektor produktifnya yang perlu digenjot. Tujuannya, kalau masyarakat sudah punya penghasilan pasti akan lari ke konsumtif. Di masa saat ini yang lebih diprioritaskan masyarakat adalah bagaimana agar bisa mendapatkan pekerjaan, penghasilan. Mereka akan berpikir beberapa kali sebelum mengajukan kredit di konsumtif," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Azizah Nur Alfi
Editor : Ropesta Sitorus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper