Bisnis.com, JAKARTA - PT CIMB Niaga Auto Finance (CNAF) menawarkan kemudahaan dengan dukungan teknologi bagi nasabah yang membutuhkan pembiayaan.
"Nasabah tidak lagi perlu bertatap muka dengan karyawan kita untuk menandatangani dokumen proposal kredit, sehingga physical distancing terjadi. Kedua, kita sudah tidak terlalu banyak menggunakan kertas," ujar Presiden Direktur CNAF Ristiawan Suherman dalam konferensi pers Grand Opening Head Office CNAF, Jumat (19/2/2021).
Dia mengatakan saat ini CIMB Niaga telah menerapan skema pengajuan kredit digital dan tanda tangan elektronik dalam proses kredit.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Keuangan dan Strategi CIMB Niaga Finance Imron Rosyadi menjelaskan bahwa green operation mulai dari approval kredit telah terlaksana di internal CNAF.
"Aktivitas nasabah kita juga sudah digital lewat CNAF mobile. Bukan cuma buat sales dan tim marketing, nasabah juga bisa self services dan apply kredit," ujarnya.
Di samping upaya internal, CNAF juga menyambut baik dan siap agresif dalam melakukan kerja sama dengan para pemegang merek ataupun importir otomotif terkait kendaraan listrik.
Baca Juga
Imron menjelaskan selain mobil Amerika seperi Tesla, pihaknya juga menyasar dua jenis mobil listrik besutan Korea yakni Hyundai Iqonic dan Kona.
"Tahun lalu bahkan kita membantu 12 mobil Tesla. Ternyata memang animo masyarakat [kendaraan listrik] sangat tinggi. Hyundai Iqonic bahkan sudah banyak yang indent. Jadi kita mendukung pemerintah terkait sustainable finance berupa insentif untuk mobil listrik," tutupnya.
Transformasi digitalisasi di seluruh lini proses CNAF pun diharapkan dapat menunjang pertumbuhan penjualan kendaraan berbasis listrik atau hybrid lewat peningkatan customer experience.
Sekadar informasi, sepanjang 2020 CNAF masih mengandalkan produk pembiayaan mobil baru, mobil bekas, dan multiguna, dengan total penyaluran mencapai Rp3,75 triliun atau tercatat meningkat 5 persen (year-on-year/yoy) dari capaian periode 2019 di Rp3,5 triliun.
CNAF pun masih bisa mempertahankan berbagai rasio kinerja keuangan lebih baik dari rata-rata industri, di antaranya non-performing financing (NPF) 1,6 persen, return of asset (ROA) 7 persen, dan return of equity (ROE) 13 persen.
Adapun, gearing ratio CNAF bertahan di 0,7 kali, serta biaya operasional berbanding pendapatan operasional (BOPO) menyentuh 76,9 persen.