Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bisnis Gadai Makin Moncer, Pegadaian Bidik Nasabah Muda Lewat Digitalisasi

Kinerja produk gadai konvensional Pegadaian per Desember 2020 ditutup di Rp40,82 triliun atau naik 22,17 persen (yoy) ketimbang capaian 2019. Adapun, untuk produk syariah, Rahn atau gadai syariah tercatat naik 26,11 persen (yoy) ke Rp6,87 triliun.
Karyawati menunjukan emas batangan di Kantor Pusat Pegadaian, Jakarta, Selasa (5/5/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha
Karyawati menunjukan emas batangan di Kantor Pusat Pegadaian, Jakarta, Selasa (5/5/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - PT Pegadaian (Persero) mencoba keluar dari stigma sebagai layanan keuangan kuno, lewat menggandeng berbagai platform digital yang dekat dengan masyarakat. 

Direktur Teknologi Informasi dan Digital Pegadaian Teguh Wahyono menekankan terutama produk gadai, yang mencatatkan kinerja positif sepanjang periode 2020 atau era pandemi Covid-19. 

"Produk gadai kami 75 persen memang masih didominasi ibu-ibu, rata-rata umur 45 tahun. Maka transformasi digital bukan hanya untuk mengajak nasabah existing [beralih ke digital], tapi juga memperkenalkan layanan kita ke yang muda," ujarnya kepada Bisnis, Rabu (24/2/2021). 

Sekadar informasi, berdasarkan statistik Perusahaan Pergadaian Otoritas Jasa Keuangan (OJK), nilai penyaluran pinjaman yang diberikan Pegadaian tercatat naik 13,22 persen (year-on-year/yoy) dari Rp50,76 triliun pada 2019 menjadi Rp57,47 triliun pada 2020.

Kenaikan ini terdongkrak oleh produk gadai konvensional yang ditutup di Rp40,82 triliun atau naik 22,17 persen (yoy) ketimbang capaian 2019. Adapun, untuk produk syariah, Rahn atau gadai syariah tercatat naik 26,11 persen (yoy) ke Rp6,87 triliun. 

Teguh menjelaskan bahwa penetrasi perseroan terhadap para calon nasabah muda sebenarnya telah tertolong oleh produk Tabungan Emas, yang lebih dari 70 persen berusia di bawah 35 tahun. 

Oleh sebab itu, produk berkaitan dengan emas ini terus menjadi pintu masuk Pegadaian untuk bekerja sama dengan para platform digital seperti e-commerce, dan terbaru bersama LinkAja, platform pembayaran dan dompet digital pelat merah besutan PT Fintek Karya Nusantara. 

Kerja sama dengan LinkAja mengakomodasi platform untuk menjalankan fungsi penghubung kepada tiga layanan Pegadaian, antara lain tabungan emas, pinjaman, dan pembayaran cicilan produk gadai. 

Teguh mengungkap bahwa kerja sama ini pun memungkinkan kolaborasi lanjutan untuk produk-produk termutakhir Pegadaian berikutnya yang relevan untuk segala kalangan. Misalnya, produk pinjaman gadai berbasis tabungan emas untuk modal kerja UMKM atau para pekerja kreatif dan informal, pengajuan gadai, bahkan Gold Card untuk transaksi keuangan yang bersumber dari basis tabungan emas yang dimiliki nasabah. 

"Ide utama kami adalah membuat emas yang disimpan di Pegadaian itu likuid. Kami sudah uji cobakan produk ini berbentuk kartu kredit, tapi tidak menutup kemungkinan, ke depan transaksi mirip paylater ini bisa langsung diakses dari dompet digital seperti LinkAja," tambahnya. 

Selama 2020, Pegadaian mencatatkan lebih dari 20 juta transaksi digital yang dihasilkan dari aplikasi Pegadaian Digital dan Kerjasama dengan beberapa e-commerce dan platform lainnya. Pegadaian menargetkan transaksi digital pegadaian bisa tumbuh hingga 30 pada 2021.

Direktur Marketing LinkAja Edward Kilian Suwignyo menjelaskan bahwa sebagai perusahaan berlisensi dompet digital, sinergi bersama Pegadaian melengkapi akses keuangan lebih lanjut kepada 65 juta pengguna LinkAja. 

Pria yang akrab disapa Kiki ini pun mengungkap bahwa kerja sama ini juga membuahkan keuntungan bagi Pegadaian dan pengguna yang berminat mengakses pinjaman, karena kelengkapan ekosistem LinkAja bisa membantu melengkapi profil risiko para calon nasabah peminjam dana. 

"Misalnya, pengguna menggunakan LinkAja untuk membayar listrik atau tagihan, atau bertransaksi ketika naik transportasi umum setiap hari ke tempat kerjanya. Ini akan bisa mencerminkan nasabah itu terpercaya, dan bisa lebih meyakinkan untuk diberikan pinjaman oleh lembaga keuangan seperti Pegadaian," ungkapnya. 

Hingga akhir Januari 2021, di samping telah meraih 65 juta pengguna terdaftar, LinkAja telah dapat digunakan di lebih dari 1 juta merchant lokal dan lebih dari 349.000 merchant nasional di seluruh Indonesia, 233 moda transportasi, lebih dari 674 pasar tradisional, lebih dari 42.000 mitra donasi digital, 5.000 online marketplace. 

Ekosistem LinkAja juga mengakomdasi pembayaran dan pembelian kebutuhan sehari-hari seperti pulsa telekomunikasi, token listrik, tagihan rumah tangga, iuran BPJS, hingga berbagai layanan keuangan lainnya seperti pembelian produk reksa dana, pembelian produk asuransi mikro, transfer ke semua rekening bank dan tarik tunai tanpa kartu. 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Aziz Rahardyan
Editor : Ropesta Sitorus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper