Bisnis.com, JAKARTA - Wakil Presiden Ma’ruf Amin meminta PT Bank Syariah Indonesia, Tbk. (BSI) segera menyelesaikan proses integrasi atau merger yang berasal dari tiga bank himbara syariah untuk merealisasikan target pada tahun ini.
Wapres mengatakan terwujudnya merger ini merupakan energi baru bagi pengembangan ekonomi syariah di Indonesia. Untuk itu, perusahaan diminta mempercepat proses penggabungan keunggulan dari masing-masing entitas sehingga dapat memberikan layanan keuangan syariah ke 348 atau 67 persen dari total jumlah kabupaten/kota di Indonesia.
“Saya harapkan segera menuntaskan integrasi operasionalnya. Berbagai SOP harus segera diselesaikan baik dalam proses bisnis maupun dalam manajemen risiko,” katanya dalam Rapat Kerja Nasional BSI pada Kamis (25/2/2021).
Tak hanya soal operasional, Wapres juga mengharapkan adanya peleburan budaya kerja bagi seluruh insan BSI. Wapres menyebutkan pegawai Bank Syariah Indonesia bukan lagi pegawai Bank Syariah Mandiri, BNI Syariah, atau BRI Syariah.
“Bank Syariah Indonesia harus dapat melayani semua segmen dari nasabah mikro, sampai nasabah korporasi. [Presiden] tidak menginginkan bahwa kita cukup berpuas diri dengan melayani segmen mikro dan kecil, tetapi kita harus dapat membuatnya naik kelas,” katanya.
Di samping itu, perusahaan juga diminta untuk memperkuat keamanan sistem informasinya untuk menghadapi risiko penyusupan atau upaya mengacaukan jalannya operasi maupun mengalihkan aset secara ilegal.
Baca Juga
Pada awal berdiri, Bank Syariah Indonesia memiliki aset hingga Rp214,6 triliun dengan modal inti dari Rp20,4 triliun.
Adapun tahun ini, perusahaan menargetkan aset akan tembus lebih dari Rp250 triliun dan pertumbuhan pembiayaan hingga double digit. Bahkan di tengah tantangan perekonomian, Bank Syariah Indonesia memasang target profit lebih dari Rp3 triliun.
Direktur Utama Bank Syariah Indonesia Hery Gunardi mengatakan visi perusahaan menjadi top 10 bank syariah global berdasarkan kapitalisasi pasar dalam waktu 5 tahun.
Dia juga mengungkapkan rencana membeli aset unit usaha syariah PT Bank Tabungan Negara Tbk., senilai Rp32 triliun.
"Suatu hari nanti market cap kita bisa mencapai US$7 miliar - US$8 miliar. Dan kalau sudah sampai kita bisa bersanding dengan Al Bilad [Arab Saudi] dan Boubyan Bank [Kuwait]," katanya.