Bisnis.com, SURABAYA - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. pada tahun ini memproyeksikan penyaluran kredit pemilikan rumah (KPR) bisa tumbuh 8-9 persen seiring dengan aktivitas perekonomian yang mulai bergerak dan relaksasi sektor properti hingga program vaksinasi.
Direktur Distribution and Retail Funding BTN Jasmin mengatakan realiasi penyaluran KPR pada tahun lalu secara keseluruhan mengalami pertumbuhan hanya 1,68 persen karena dampak dari pandemi.
“Namun, khusus rumah subsidi mengalami pertumbuhan 10 persen, sedangkan KPR nonsusidi dengan harga di atas Rp1 miliar mengalami penurunan daya beli masyarakat,” katanya seusai penandatangan kerja sama MoU BTN - Pelindo III, Jumat (5/3/2021).
Dia mengatakan kondisi pasar rumah subsidi masih sangat bagus di tengah pandemi, bahkan kontribusi rumah subsidi bagi BTN cukup besar, yaitu mencapai 80 persen.
BTN sendiri telah merealisasikan penyaluran KPR subsidi mencapai Rp120 triliun dari total KPR BTN Rp360 triliun dan Jawa Timur telah memiliki kontribusi terbesar kedua setelah Jakarta.
“Bahkan tahun ini BTN mendapatkan kuota KPR subsidi sampai 81.000 unit rumah dari kuota nasional 157.000 unit yang bisa dioptimalkan melalui berbagai kerja sama sinergi BUMN, seperti pembiyaan KPR untuk rumah karyawan BUMN,” jelasnya.
Jasmin menambahkan perseroan tetap optimistis tahun ini kondisi perekonomian semakin membaik sehingga yakin dengan proyeksi perolehan laba tahun ini Rp2,8 triliun-Rp3 triliun.
Sementara kinerja dana pihak ketiga (DPK) juga ditargetkan bisa tumbuh 9-10 persen. Salah satu strategi yang akan dilakukan BTN untuk menggenjot kinerja DPK yakni dengan menggerakkan kembali program menabung untuk menuju program beli rumah.
“Kami akan mengendalikan brand awarness BTN adalah bank sebagai tempat menabung, jadi kampanye dan konsep menabung nanti arahnya memiliki rumah di BTN, serta menyiapkan berbagai program tabungan seperti mendapatkan poin dari setiap transaksi untuk kemudian diundi,” imbuh Jasmin.