Bisnis.com, JAKARTA - Prospek kinerja kredit konsumer pada awal tahun dinilai akan mulai cerah, walau pertumbuhannya masih belum terlihat pada neraca Februari 2021.
Direktur Riset Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Piter Abdullah menyampaikan pemerintah, Bank Indonesia, dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah memberikan stimulus dari berbagai arah serta beragam bentuk untuk mendorong penyaluran kredit konsumer perbankan.
"Ini pada akhirnya akan menciptakan demand. Hasilnya walau belum terlihat maksimal, tetapi sudah mulai ada sedikit pada bulan Februari. Pertumbuhan kredit akan positif. Saya yakin akan lebih tinggi pada bulan Maret dan April. Akan terus meningkat," sebutnya, Kamis (18/3/2021).
Adapun, dia menyampaikan langkah yang dilakukan pemerintah yakni menempatkan dana diperbankan yang kemudian diikuti mengurangi dan bahkan menurunkan rasio pajak.
Di sisi lain, BI juga mengeluarkan kebijakan yang mengurangi atau bahkan menghilangkan uang muka yang didukung dengan langkah OJK melonggarkan aturan terkait aset tertimbang menurut risiko (ATMR). "Jadi dari sisi supply dan demand kredit, semua diberikan insentif."
Piter melanjutkan perbankan pun saat ini juga tampak lebih agresif dengan mulai menurunkan sebagai suku bunga kreditnya.
"Jika pendapatan masyarakat dapat dijaga dan bahkan bisa naik, maka persepsi perbankan pun akan mulia membaik dan lebih cepat lagi menyalurkan kredit," jelasnya.