Bisnis.com, JAKARTA - Platform teknologi finansial peer-to-peer (fintech P2P) lending Modal Rakyat besutan PT Modal Rakyat Indonesia mengungkapkan periode pandemi justru menjadi momentum pertumbuhan penyaluran pinjaman.
Wafa Taftazani, Co-founder & President Commissioner Modal Rakyat mengungkap buktinya akumulasi penyaluran pinjaman Modal Rakyat telah mencapai Rp1,08 triliun per Maret 2021, Rp800 miliar di antaranya tersalurkan pada periode 2020.
"Bisa dibilang pendanaan oleh industri keuangan yang berbasis digital itu sedang bertumbuh pesat. Karena memang masuk akal, di kala pandemi banyak nasabah yang memilih layanan jarak jauh," ujarnya dalam diskusi virtual Katadata Indonesia Data and Economic Conference (IDE) 2021 bertajuk 'Surviving the Pandemic with Innovation', Senin (22/3/2021).
Menurut Wafa, kendati sektor langganan sebelum pandemi tampak turun, seperti restoran dan pariwisata, kinerja penyaluran tergantikan oleh sektor yang berhubungan dengan e-commerce atau akrab disapa 'pelapak online', agrikultur dan fisheries, serta yang berhubungan dengan infrastruktur kesehatan.
"Bagi kami sendiri menjadi tantangan, karena visi kami bagaimana masyarakat mendapatkan permodalan, istilahnya tanpa harus keluar dari rumah, bahkan bangun dari kasur atau tanpa harus berhenti mencangkul untuk petani, dan tanpa harus berhenti berlayar bagi para nelayan," tambahnya.
Modal Rakyat menghadapi shifting tersebut lewat kerja sama dengan berbagai sektor, seperti kementerian/lembaga di pemerintahan, perbankan seperti Mandiri dan BRI Agro, serta channelling dari salah satu lembaga keuangan asal Jepang.
Baca Juga
"Make sense karena lembaga keuangan di negara maju seperti Jepang, melihat pertumbuhan ekonomi sedang rendah, sehingga potensi keuntungan investasi juga rendah. Tapi ketika melihat Indonesia di mana pendanaan justru sedang berkembang, terutama lewat P2P, mereka jadi tertarik," jelasnya.
Wafa juga melihat bukan hanya para pendana institusi atau Super Lender dari luar, pandemi juga menumbuhkan minat lender ritel dari dalam negeri.
Menurutnya, pandemi membuat banyak masyarakat yang makin sadar investasi karena minimnya kegiatan membuat banyak aset tunainya menganggur, dan akhirnya mulai melirik platform P2P sebagai salah satu alternatif investasi.
Terakhir, bukti moncernya bisnis P2P di periode pandemi lainnya tampak dari kebutuhan Sumber Daya Manusia (SDM) Modal Rakyat yang justru bertambah dia kali lipat menjadi 50 orang karyawan, sehingga tidak ada pemutusan hubungan kerja (PHK) dan justru menciptakan lapangan kerja.
Oleh sebab itu, Modal Rakyat bakal mempersiapkan perbekalan untuk mengakomidasi sektor-sektor peminjam dana (borrower) yang mulai pulih dan butuh modal menghadapi periode 2021.
Wafa mengungkapkan Modal Rakyat dalam waktu dekat pun tengah memproses kesempatan mendapatkan komitmen modal kerja Rp500 miliar dari salah satu lembaga keuangan, untuk merealisasikan berbagai inovasi produk pada 2021.
"Pendanaan di sektor kesehatan masih potensial. Ke depan dengan selesainya pandemi ini juga akan memunculkan lagi kegiatan-kegiatan di industri kreatif seperti perfilman, kreator video, dll. Jadi kami juga tengah merencanakan ModalKreasi, untuk pendanaan ke para pelaku ekonomi kreatif," tutupnya.