Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. membagikan dividen kepada pemegang saham dengan jumlah yang cukup besar yakni Rp12,12 triliun pada tahun ini.
Jumlah tersebut setara dengan 65% dari laba bersih konsolidasi yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk untuk tahun buku 2020 sebesar Rp18,65 triliun. Jika dibandingkan dengan perolehan laba bersih pada 2019 sebesar Rp34,37 triliun, maka perolehan laba di 2020 lebih rendah 45,65%.
Rasio dividen untuk tahun buku 2020 juga meningkat dibandingkan dengan tahun buku 2019. Diketahui, BRI menetapkan rasio pembayaran dividen sebesar 60% dari laba 2019.
Lantas, bagaimana kecukupan modalnya?
Wakil Direktur Utama BRI Catur Budi Harto mengatakan BRI membagikan dividen rasio sebesar 65% yang cukup besar tentu sudah mempertimbangkan proyeksi pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan dan dalam rangka menjaga struktur modal yang kuat untuk ekspansi dan mengantisipasi risiko ke depan yang mungkin terjadi pada pengelolaan bank.
"Dengan rasio dividen sebesar 65%, kami sudah menghitung CAR kami tetap terjaga di atas 18%. Dengan demikian perseroan menilai cukup untuk memenuhi ketentuan daripada Basel III dan penetapan penerapan PSAK 71," katanya dalam press conference RUPST, Kamis (25/3/2021).
Selain itu, perseroan juga masih memiliki ruang untuk tumbuh baik secara organik maupun anorganik untuk mengantisipasi risiko yang muncul di dalam pengelolaan bank.
Lebih lanjut, sebesar 35% dari laba bersih 2020 atau sebesar 6,52 triliun akan digunakan sebagai saldo laba ditahan.