Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekonom BCA Sebut BI Akan Pertahankan Suku Bunga Karena Faktor Ini

Bank Indonesia (BI) tidak akan menurunkan lagi suku bunga acuan dengan melihat indikator ekonomi di dalam negeri yang kian membaik, meski belum konsisten.
Warga memperlihatkan uang lembar pecahan Rp75.000 usai melakukan penukaran di Kantor Perwakilan wilayah Bank Indonesia (KPw BI) Jawa Barat, Bandung, Jawa Barat, Selasa (18/8/2020). Bisnis/Rachman
Warga memperlihatkan uang lembar pecahan Rp75.000 usai melakukan penukaran di Kantor Perwakilan wilayah Bank Indonesia (KPw BI) Jawa Barat, Bandung, Jawa Barat, Selasa (18/8/2020). Bisnis/Rachman

Bisnis.com, JAKARTA – Ekonom BCA David Sumual memperkirakan suku bunga acuan atau BI 7-Days Reverse Repo Rate (BI7DRRR) akan tetap ditahan di level 3,5 persen pada bulan ini.

Untuk menurunkan suku bunga acuan, David menilai ruang untuk menurunkan sudah terbatas. Di lain sisi, menurutnya Bank Indonesia (BI) tidak akan menurunkan lagi suku bunga acuan dengan melihat indikator ekonomi di dalam negeri yang kian membaik, meski belum konsisten.

David juga menilai bahwa kecil kemungkinan bagi BI untuk menaikkan suku bunga acuan karena alasan yang sama yaitu masih berjalannya proses pemulihan, dan diperlukannya stabilisasi dan konsolidasi sebelum kembali memperketat kebijakan moneter.

“Kalau menurut saya belum, karena kita masih perlu mendorong laju perekonomian. Tahun ini kita masih di masa stabilisasi dan konsolidasi. Kalau negara lain, apalagi Amerika, mereka sudah recovery jika dilihat dari indikator ekonominya terutama inflasi yang Mei ini naik sampai 5 persen. Jadi mereka juga mencoba melakukan operasi moneter dengan menarik likuidtas dari market, karena takut overheating,” kata David kepada Bisnis, Selasa (15/6/2021).

Sementara itu, David menilai BI masih belum perlu mengetatkan kembali kebijakan moneternya. Salah satu alasannya yaitu inflasi, yang dinilai masih terkendali.

Di sisi lain, David mengkhawatirkan harga komoditas, terutama bahan pangan yang kian meningkat. Hal tersebut menurutnya berpotensi memengaruhi kondisi dalam negeri.

Dengan demikian, kebijakan moneter dinilai perlu lebih akomodatif untuk mengawal pemulihan ekonomi global yang berpotensi untuk memengaruhi pasar keuangan dalam negeri. Sementara, kebijakan moneter juga diharapkan mampu mengakomodasi pemulihan ekonomi dalam negeri.

“Kalau menurut saya mereka [BI] akan menahan suku bunga, walaupun ada ruang untuk menurunkan. Tapi sejauh ini saya lihat indikasinya on-balance lebih kepada menahan. Untuk menurunkan pun sangat kecil kemungkinannya, karena indikator ekonomi membaik, jadi dosisnya kalau terlalu berlebihan, pengaruhnya bisa ke inflasi nanti ke depannya,” pungkas David.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dany Saputra
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper